Menurut Marsal Marsita, Managing Director PT. GSI, antusiasme supporter wanita harus disambut positif. Dari sudut pandangnya sebagai penjual, tentu ia merasakan banyak keuntungan yang tidak pernah terjadi terutama dari sisi penjualan tiket. Namun, menurutnya, hal ini memang seharusnya ditanggapi secara positif, sebab artinya saat ini sepakbola Tanah Air sudah berhasil memperluas pasarnya, jangkauannya lebih universal, penikmatnya tak hanya kalangan pria namun juga perempuan dan bahkan anak-anak.
Sementara itu, Coach Justin juga angkat bicara mengenai pro dan kontra fenomena ini.
"Gak ada yang namanya fans fomo, sepakbola itu adalah industri," katanya dalam sebuah podcast.
Menurutnya, sepakbola adalah sebuah industri sehingga untuk mencapai sebuah kualitas, maka harus terus berkembang. Ia juga membahas mengenai pemberian harga tinggi untuk laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Irak dan Filipina yang dinilai masuk akal, sebab pengeluaran PSSI untuk TC dan hal lainnya juga banyak.Â
Ia menggarisbawahi bahwa penggemar yang mampu membeli tiket dan menonton di stadion bukanlah Fans Fomo, sebab semua orang yang mampu boleh beli, datang, dan menonton. Dengan begitu, sebaiknya memang penggemar diedukasi lebih lanjut mengenai Industri Sepakbola.
Olahraga ini sudah masuk di fase 'Family Friendly'.
Di sisi lain, segelintir masyarakat juga tak ambil pusing mengenai fenomena supporter wanita Timnas Indonesia saat ini. Menurut mereka, justru ini sebua progres yang baik, sebab sekarang stadion tak lagi dipandang sebagai tempat yang rusuh dan tidak aman, melihat penggemar yang datang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pria dan wanita, tua dan muda hingga anak kecil."Biarin mereka mendukung dengan caranya masing-masing. Asalkan positif dan gak mengganggu, ya biarin. Dengan motivasi yang beda-beda itu, toh mereka juga mendukung tim yang sama kayak kita. Kita sambut dengan baik aja. Artinya sekarang udah semakin banyak orang yang merasa 'memiliki' Timnas Indonesia," ujar salah satu penggemar di media sosial.
Para penggemar baru sebetulnya hanya perlu diberi tuntunan dan edukasi, diberi tahu mengenai budaya-budaya sepakbola dengan bahasa yang baik, dan diajak untuk ikut menikmati pertandingan bersama. Dengan begitu, tidak ada lagi penggemar yang 'takut' unjuk diri akan kecintaannya dengan sepakbola, hanya karena takut dianggap 'fomo'.
Sepakbola Indonesia adalah milik kita bersama sebagai warga Indonesia. Oleh karena itu ayo kita dukung bersama setiap kemajuan dan perkembangannya!
Kita Garuda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H