Akhir-akhir ini, antusiasme masyarakat terhadap Timnas Indonesia memang bertambah berkali-kali lipat dibanding masa-masa sebelumnya. Dukungan tak henti terasa terutama dari kalangan wanita.
Ya, jika dahulu kita memahami sepakbola sebagai olahraga kegemaran kalangan pria, maka saat ini banyak hal telah berubah.
Namun, situasi ini nampaknya tak cukup diterima dengan baik oleh kalangan penggemar 'lama' Timnas Indonesia. Mereka merasa bahwa para penggemar baru terutama kalangan wanita hanya menyukai visual para pemain, terutama pemain-pemain keturunan, tanpa paham betul mengenai sepakbola dan benar-benar memberi dukungan berdasarkan kemampuan para pemain.Â
Warga netizen juga banyak memberi cap 'fans fomo' kepada para kalangan penggemar baru yang berupaya membeli tiket dan menonton langsung pertandingan Timnas Indonesia, semata-mata hanya karena ingin melihat pemain kesukaan mereka.
Selain itu, mereka juga dianggap berlebihan sebab memperlakukan pemain layaknya seorang selebriti, seperti membawa banner wajah seorang pemain, hanya meneriakkan nama pemain kesukaannya dan tidak mendukung pemain lainnya secara merata, dan mengerubungi pemain tanpa memberi mereka celah untuk berjalan saat berada di tempat umum.
Pemain-pemain yang saat ini diketahui memiliki banyak penggemar wanita di antaranya seperti Nathan Tjoe A-On, Rafael Struick, dan Justin Hubner.
Efek dari fenomena ini adalah bagaimana beberapa kalangan penggemar merasa kehilangan respect terhadap beberapa pemain karena ulah penggemar-penggemarnya.
Lantas apakah situasi ini sebenarnya sebuah pertanda baik atau buruk?