Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
14.03%
20.85%
Sekilas, nampaknya teori mengenai Politik Dagang Sapi ada benarnya...
Walaupun Presiden dipilih rakyat dan memenangkan Pemilu 2009 dengan HANYA 1 putaran serta menang MEYAKINKAN, Presiden tetap harus menjaga koalisi dan berjaga jaga agar Kekuatan Pemerintah di Parlemen tidak dirongrong.
Partai Koalisi Pemerintah pun dibuat. Dengan menggabungkan Partai Koalisi Pemerintah, didapatlah suara 59.45%, dan kita pun dibuat "percaya" dengan teori tersebut.
Hingga waktu pun berlalu dan kita tersadar dengan angka angka berikut ini.
Inilah Profil DPRD Provinsi DKI Jakarta Priode 2009-2014 berjumlah 94 Orang Anggota terdiri dari:
Fraksi Partai Demokrat 32 Orang Anggota
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 18 Orang Anggota
Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan 11 Orang Anggota
Fraksi partai Golongan Karya 7 Orang Anggota
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan 7 Orang Anggota
Fraksi Gerakan Indonesia Raya 6 Orang Anggota
Sementara itu Fraksi Gabungan DPRD DKI Jakarta sebagai berikut:
Fraksi Hanura Damai Sejahtera 8 orang Anggota
Fraksi Pan dan PKB 5 orang anggota.
Sedangkan Jokowi dan Ahok, menang di Putaran Kedua Pilkada DKI dengan 53,82%. Jokohok sendiri apakah menguasai Parlemen di DPRD DKI Jakarta??? Tentu tidak, dengan PDIP dan Gerindra yang dijumlahkan anggotanya, maka praktis Jokohok hanya didukung oleh 11 + 6 = 17 Anggota DPRD DKI atau setara dengan 18.08%.
Setelah melihat angka angka ini, tentunya terbit di benak kita:
1. Apakah teori bahwa Politik Dagang Sapi memang harus ada di Indonesia?
2. Apakah ada yang salah dengan Sistem Ketatanegaraan Kita?
3. Ataukah ada yang salah dengan pikiran dan mental pemimpin kita?
Silahkan menjawab dengan hati nurani...
Ayo Rakyat Indonesia, gunakan Suara Anda di Pemilu Legislatif April 2014 dan Pemilu Presiden Juni 2014. Pilihlah sesuai dengan hati nurani dan TANPA mengabaikan SEJARAH Negeri kita... Sudah saat nya kita maju.
Jangan sampai kejadian ini terulang kembali. Berikut adalah Korelasi antara Harga BBM dan Utang Indonesia
2005: Rp 1.810 naik jadi Rp 2.400
2005: Rp 2.400 naik jadi Rp 4.500
2008: Rp 4.500 naik jadi Rp 6.000
2008: Rp 6.000 turun ke Rp 5.500
2008: Rp 5.500 turun ke Rp 5.000
2009: Rp 5.000 turun ke Rp 4.500
Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun
April 2013: Rp 2.023,72 triliun
Menyedihkan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H