Mohon tunggu...
Don Kisot
Don Kisot Mohon Tunggu... -

Meminati seni budaya. Berusaha kritis dan sering tergelitik dengan ketidakbenaran- ketidakbecusan dalam hidup kehidupan ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teka-teki Calon Presiden

22 Oktober 2013   11:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CALON presiden tengah dibidik lembaga-lembaga survei. Seperti teka-teki, berbagai metode dibuatkan dan disebarkan. Yang tentu saja, masih duga-duga, prediksi, ada kepentingan di dalamnya. Coba sebut, lembaga survei mana yang independen? Sulit untuk menjawabnya! Karena di belakang kegiatan yang sesungguhnya sangat bermanfaat itu pasti ada dana yang harus disediakan. Untuk SDM (Sumber Daya Manusia)-nya, peralatan yang jelas peruntukkannya, sampai mencari sampel yang pas untuk pengujian dari metode yang dirancang.

Wajar jika, dari tahun ke tahun, hasilnya selalu berbeda. Ada yang jelas-jelas elektabilitasnya rendah sebagai Calon Presiden, meski sudah jauh lama memproklamirkan diri, tiba-tiba melejit. Ada yang selama ini digadang-gandang; ada relawannya dengan segala kelengkapannya justru seperti lenyap tak berbekas.

Konflik, keraguan, saling silang pendapat dari Calon Presiden dengan yang pro dan kontranya tidak mengemuka. Yang ada hasil matangnya saja. Sementara detilnya disembunyikan entah ke mana. Akibatnya, hasil yang tidak sesuai dengan yang diinginkan membuat banyak orang mencak-mencak. Meski sebenarnya -- sebaiknya lewat survei juga -- perlu dikaji, sejauh mana efektivitas kampanye hitam itu bermanfaat di zaman keterbukaan seperti sekarang.

Berapa persen orang Indonesia yang menjadi pembaca aktif? Berapa banyak orang Indonesia yang memperhatikan berita-berita politik? Apakah ada gunanya survei yang sering dikatakan pesanan itu? Mungkin, bisa dibandingkan dengan banyaknya golput -- baca: tidak memilih -- dalam Pilkada di provinsi, kotamadya, atau kabupaten. Rasanya survei seperti ini juga perlu! Masalahnya, siapa yang mau membiayai?

Meski waktunya tinggal setahun lagi, rasanya Calon Presiden republik ini memang masih dalam teka-teki. Karena segala sesuatunya masih banyak tergantung. Ya partainya, calon wakil presidennya, perhitungan-perhitungan politiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun