Semestinya dokter spesialis di Amerika Serikat adalah profesi dengan gaji tertinggi di dunia.
Susahnya Masuk Kedokteran
Pendidikan kedokteran di negara maju di Eropa seperti Denmark sama dengan kita, Indonesia yaitu tamatan SMA langsung bisa kuliah. Beda di Amerika dan Kanada, sekarang juga di Australia. Sistem Pendidikan kedokteran di 3 negara ini adalah pasca-sarjana. Artinya setelah tamat S1 (pra-kedokteran), baru bisa kuliah di kedokteran.
Saya sempat bertanya dengan seorang mahasiswi kedokteran di Denmark, berapa nilai ketika diterima? 10 katanya.Â
Untuk Amerika, ketika bertanya ke mahasiswa S1 (pra-kedokteran), berapa nilai untuk masuk studi kedokteran? IPK 4, alias A semua belum tentu bisa diterima. Kemudian saya bertanya ke seorang mahasiswa yang sudah diterima bahwa nilai IPK S1-nya adalah 4.0 alias A semua.
Di Amerika, persaingan untuk masuk kedokteran bukan hanya luar biasa ketat, tapi untuk menjadi dokter juga luar biasa rumitnya. S1 harus menyelesaikan 140 sks, sekitar 5 tahun. IPK minimal harus 3.5 baru bisa melamar untuk kuliah lanjutan, yaitu kedokteran.
Karena nilai IPK 4.0 aja belum tentu bisa diterima, yang tak tertampung, terpaksa melanjutkan studi pasca-sarjana di jurusan lain. Setelah S2, baru melamar kembali ke kedokteran, kalau memang tujuan hidupnya di situ.
Di kedokteran, kuliah dua tahun teori, kemudian 2 tahun klinikal. Setelah itu dilanjutkan dengan "residensi," sekaligus menentukan spesialisasinya. Untuk jadi internist perlu waktu 3 tahun, sedangkan bedah jantung bisa sampai 6 tahun.
Untuk menjadi seorang dokter spesialis di Amerika, minimal butuh waktu S1 (5 tahun) + Â pasca (4 tahun) + residensi (3 sampai 6 tahun, tergantung spesialisasi). Total pendidikan sekitar 12 sampai 15 tahun. Luar biasa lamanya. Tapi, selama residensi sudah bisa melayani pasien dan dapat gaji. Â
Bagaimana Indonesia?
Berdasarkan laporan dari Astra Life tahun 2016, dari 10 pekerjaan yang memiliki penghasilan tertinggi, tak satupun di bidang kesehatan (kedokteran). Mengejutkan, salah satu "profesi" dengan bayaran tinggi adalah anggota DPR. Penghasilan sebulan sekitar Rp 50 juta, ditambah berbagai tunjangan bisa mencapai Rp 1 milyar setahun.