Mohon tunggu...
Tanza Erlambang
Tanza Erlambang Mohon Tunggu... -

# Ever stay in several countries, and stay overseas until currently. ## Published several books, some of them are: Hurricane Damage on Coastal Infrastructures (ISBN: 978-19732-66273) dan Prahara Rupiah (ISBN: 979-95481-1-X)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Profesi Idaman Anak Amerika: Menjadi "Venture Capitalist"

16 Oktober 2017   10:06 Diperbarui: 16 Oktober 2017   23:30 2802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | sumber: startuped.net

Kalau anda sempat ke Amerika Serikat, di negara bagian manapun, lalu ketemu anak lelaki (boys), sekali lagi hanya ke anak lelaki umur sekitar 8 sampai 10 tahun, tanyakan, "Apa cita-citamu, Nak?" Jawabannya hanya dua kemungkinan saja, yaitu: pemain NFL (National Football League), American football atau "venture capitalist."

Menurut seorang educator, Ashanti Branch, jawaban Si Anak sekaligus menentukan strata ekonomi dirinya. Anak yang ingin menjadi pemain Amerikan football biasanya dari kelas menengah bawah. Sedangkan yang bercita-cita menjadi venture capitalist berasal dari keluarga menengah atas.

Keluarga menengah atas adalah mereka yang berpenghasilan di atas US$ 55 ribu (Rp 715 juta) setahun, sedangkan kelas menengah kebawah datang dari keluarga dengan penghasilan lebih rendah dari itu.

Apa dan siapakah itu venture capitalist?
Seorang venture capitalist yang sempat terkenal di jagat perpolitikan Amerika adalah Mitt Romney. Pria ini adalah calon dari partai Republikan yang menantang Barrack Obama pada pilpres Amerika tahun 2012. Kekayaan pribadinya tentu di atas angka triliunan rupiah. Hanya untuk gereja Mormon saja, Mitt Romney menyumbang $25 juta (Rp 325 milyar) per tahun.

Beda antara venture capitalist dengan orang kaya seperti Bill Gate misalnya adalah pada tipe atau status uang yang dimiliki. Kekayaan Bill Gate adalah "estimasi," karena dalam bentuk saham, tanah atau properti. Nilainya bisa naik turun. Ketika ekonomi terkena badai krisis, harga saham bisa nol, hanya sampah. Begitu pula dengan harga tanah dan properti.

Harta milik venture capitalist umumnya adalah cash, tunai atau liquid. Disimpan di bank account yang bisa ditarik kapan saja. Bukan dalam bentuk yang nilainya berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi makro. Kalau mereka menjadi "kere," tidak karena hartanya menjadi tak bernilai, tapi karena investasi mereka di perusahaan yang kemudian bangkrut. 

Ini daftar 3 orang "venture capitalist" terkaya di dunia tahun 2017 menurut The New York Times (silahkan baca sumber aslinya di artikel ini):

  • Bill Gurley. Punya kekayaan sebesar US$ 3,4 milyar (Rp 44,2 triliun). Sehari-harinya adalah "Uber's board of directors",
  • Chris Sacca. Hartanya sebesar US$ 1,1 milyar (Rp 14,3 triliun). Investasi melalui perusahaan "Lowercase Capital",
  • Jeff Jordan. Kekayaan bersihnya sekitar US$ 1 milyar (Rp 13 triliun). Perusahaan "Andreessen Horowitz" adalah tempatnya berinvestasi.

Profil seorang venture capitalist
Dalam dunia nyata, Mitt Romney (capres Amerika tahun 2012) adalah profil ideal seorang venture capitalist: anak seorang gubernur, ibunya artis, istri cantik, kuliah di Harvard University (universitas top dunia), baik hati, suka menyumbang, ganteng, gampang tersenyum dan hal ideal lainnya.

Kekalahannya dari Obama bukan karena kualitas pribadinya tadi, melainkan karena profesinya sebagai venture capitalist dianggap "tak membumi". Rekening uang pribadi di banyak negara dianggap tidak nasionalis. Padahal uangnya bukan hasil korupsi. Itulah Amerika, pribadi ideal bukan penentu untuk menjadi seorang presiden.

Banyak sekali film yang menggambarkan sepak terjang tentang venture capitalist. Di antaranya "Something Venture", "Halt and Catch Fire", "Silicon Valley", "The Startup Kids" dan sebagainya.

Di film "Pretty Woman," seorang venture capitalist digambarkan kerjaanya membeli perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Setelah dipoles sana-sini, perusahaan tersebut dijual kembali dengan harga berlipat lipat ganda.

Ciri khas seorang venture capitalist diperankan sangat apik oleh Richard Gere: kaya, ganteng dan baik hati. Teman kencannya sangat terkejut, ketika dipinjamkan kartu kredit untuk shopping. Shopping-nya bisa di mana saja, bisa beli apa saja dan unlimited (tak terbatas). 

Sudah rahasia umum, kenapa anak anak Amerika bercita cita pingin jadi seorang venture capitalist? Salah satunya adalah disenangi oleh siapa saja. Menjadi idola bukan hanya karena kaya, tapi baik hati dan dididik di universitas top dunia.

Bagaimana mana dengan anak lelaki Indonesia, apakah masih berkutat di "tahta, harta, dan wanita?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun