Jauh dari tanah air menyebabkan banyak kerinduan, termasuk membayangkan aneka sayur sayuran. Kalau makanan kalengan, olahan atau kering seperti tuna kalengan, tauco, ikan teri bahkan ikan asin bisa ditemui walaupun dari Vietnam atau Thailand.Â
Sayuran seperti paria (pare), cabe hijau (besar) atau kacang panjang tentu saja tak ditemui di daerah yang bisa mencapai minus 18 derjat celcius (-18 C) saat musim dingin seperti Di Denmark atau negara negara Skandinavia (Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Islandia). Tak ternilai harganya.
Kalau "kebelet" pingin sayuran Indonesia, jalan keluarnya bagaimana? Tentu saja harus ditanam sendiri. Kemudian, bagaimana caranya? Mungkin, semuanya tau kalau tanaman tropis tak bisa hidup di belahan bumi utara (Eropa) dan belahan selatan (Australia, New Zealand dan sebagainya), begitu juga sebaliknya. Penyebabnya tak lain, diantaranya karena perbedaan suhu.
Untuk kasus di Denmark, perlu dibuat kondisi yang "mirip" dengan kondisi di tropik. Salah satunya adalah rumah kaca. Rumah kaca yang canggih punya alat "pemanas" yang bisa diatur suhunya. Rumah kaca seperti ini bisa menanam tumbuhan tropis kapan saja, termasuk ketika suhu luar beku sampai minus belasan derjat Celcius.Â
Rumah kaca sederhana, cukup bisa dipakai untuk menanam saat "spring" (musim semi) dan "summer" (musim panas). Temperatur saat "spring" kisarannya antara 7 sampai 10 derjat celcius, sedangkan "summer" rata ratanya hanya sekitar 15 derjat Celcius. Ukurannya sekitar panjang 6 meter, lebar 2,5 meter dan tinggi 3,5 meter sudah lebih dari memadai.
Untuk bibit sayuran, bagaimana cara mendapatkannya? Tentu saja dibawa dari tanah air saat pulang liburan. Paria (pare), cabe hijau (besar) dan kacang panjang adalah diantara sayuran favorit. Bibitnya dibeli di toko, murah meriah harganya.
Pare, nama latinnya Momordica charantia, bibitnya seharga Rp 30 ribuan, sebanyak 70 biji dalam kemasan kecil. Cabe hijau besar, Capsicum annum, harga bibitnya dalam kemasan 15 biji cuma Rp 3 ribuan. Sedangkan bibit kacang panjang, Vigna unguiculata ssp, harganya Rp 8 ribu per-100 benih. Lumayanlah, daripada harus menahan kerinduan.
Karena dalam kemasan kecil, enteng untuk dibawa dalam perjalanan jauh. Sesampainya di Denmark bisa langsung dibuka untuk tujuan aklimasi (penyesuaian suhu atau lingkungan) dengan cara meletakkan bibit di dalam pot pot bertanah gembur (becek) atau di atas media semacam handuk yang dilembabkan dengan air selama sehari atau dua hari.
Untuk Paria, sudah dibuat guludan atau bedengan atau gundukan tanah yang disekat dengan papan persegi panjang. Gundukan tanah tersebut sudah dicampur dengan pupuk organik dengan perbanding 1 : 1. Kemudian masukkan biji paria sedalam 1 cm.