Mohon tunggu...
Nurhaerunnisa
Nurhaerunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi membaca novel, tidak suka keramaian dan menyukai ketenangan, menyukai hal-hal yang imut dan lucu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Wisata Budaya dan Edukasi Ketahanan Pangan Masyarakat Kampung Adat Cireundu

7 Maret 2024   22:11 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:18 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 3 Maret 2024 saya dan teman-reman kelompok 13 Reak akan mengunjungi kampung adat Cirendeu yang berada di kota Cimahi. Pada hari Minggu kami berkumpul di sekitar museum UPI pada pukul tujuh pagi. Setelah berkumpul, Pak Essa (dosen modul kami) menyampaikan beberapa hal. 

Kami juga diberikan sarapan dan berdoa bersama sebelum berangkat. Kami berangkat menggunakan angkot, karena kami lebih dari 25 orang maka kami memakai dua angkot. Perjalanan memakan waktu sekitar 40-50 menit, cukup jauh. Tapi tidak begitu terasa karena teman-teman yang asik. 

Setelah sampai saya akhirnya mengetahui bahwa ternyata yang ke kampung adat Cirendeu ada 3 kelompok.Ketiga kelompok tersebut kemudian di kumpulkan di satu rumah yang luas, seperti aula. Kemudian kami dibagi perkelompok, karena memang ada 3 kegiatan yang akan kami lakukan di kampung adat Cirendeu.

Kelompok reak sendiri memulai dengan bermain angklung.  Kami di ajari oleh mang Rey atau uncle Rey memainkan alat musik angklung. Angklung yang di ajarkan sendiri adalah angklung buncis yaitu angklung tradisional yang nadanya berbeda dengan angklung modern. Angklung tradisi bernada pentatonis yaitu da mi na ti la (ada 5 nada). 

Kami di ajarkan bagaimana cara memegang angklung yang benar dan cara memainkannya. Belajar bermain angklung sangat menyenangkan, pelajaran kami ditutup dengan memainkan sebuah lagu pendek. Kemudian, kegiatan berikutnya kami diperkenalkan dengan nasi singkong. 

Di kampung adat Cirendeu sendiri, mereka tidak memakan nasi sebagai makanan pokoknya melainkan singkong yang diolah menjadi nasi. Kami diajarkan bagaimana cara dan langkah-langkah pembuatan nasi singkong. Dan yang terakhir kami melakukan perbincangan atau diskusi bersama kang Yayat salah satu masyarakat kampung adat Cirendeu. Kemudian kegiatan kami hari itu ditutup dengan memakan nasi singkong yang menurut saya pribadi cukup mengenyangkan dan hampir sama seperti nasi yang berasal dari padi.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Banyak hal yang saya dapatkan dari kegiatan modul nusantara kali ini, seperti ternyata ada dua jenis angklung yaitu angklung buncis dan angklung modern yang dimana angklung buncis adalah angklung tradisi yang memiliki lima nada yaitu da mi na ti la. Sedangkan angklung modern adalah angklung yang bernada diatonis yang seperti banyak dari kita ketahui nadanya yaitu do re mi fa so la si. 

Untuk memegang angklung juga ada caranya seperti tangan kiri memegang tiang di tengah dan tangan kanan memegang alas bawah sebelah kanan dan kita harus memperhatikan angka atau huruf yang ada di bagian kayu paling tinggi. Cara memainkannya adalah dengan menggetarkan tangan. 

Saya juga jadi mengetahui bahwa singkong menjadi makanan pokok di kampung adat Cirendeu dan mereka sama sekali belum pernah memakan nasi yang terbuat dari beras. Sebelum singkong masyarakat kampung adat Cirendeu mengkonsumsi jagung, talas dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun