Mohon tunggu...
Fahmi Ulum
Fahmi Ulum Mohon Tunggu... Peternak -

Peternak

Selanjutnya

Tutup

Money

Kedaulatan Pangan?

17 Oktober 2017   19:59 Diperbarui: 17 Oktober 2017   20:25 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketersediaan pupuk yg cukup dan lengkap sesuai kebutuhan tanaman merupakan unsur yg paling penting untuk keberhasilan petani, khususnya petani kecil dan awam. Dan rata-rata petani kita awam dan kecil yang rata-rata hanya memiliki lahan 0,300 Ha.

Dengan luasan yang kurang dari 0,50 Ha tersebut, meski dengan diintensifkan bagaimanapun dan dengan pupuk yang cukup dan lengkap sekalipun, sulit mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Apalagi hanya tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, dan sejenisnya) yang rata-rata 3-4 bulan baru panen. Inipun dalam kondisi ini dalam ketersedian pupuk yg cukup dan lengkap.

Tetapi sangat eronis saat pemerintah mencanangkan kedaulatan pangan/ kemandirian pangan dan istilah-istilah lainnya. Pada saat sekarang ini, bulan oktober pertengan yang hujan sudah mulai turun. Pupuk mengalami kelangkaan yang luar biasa. Satu contoh di Kabupaten Lamongan yang menjadi penghasil padi nomor satu di Jatim, lebih spisifik di kecamatan Brondong. Di pertengahan Oktober 2017 ini, dengan luas lahan garapan 5.232 Ha, baru ada stok pupuk di distributor Urea 122 ton, Za 20 ton, Phonska ( 0 ), Sp36 37 Ton, dan Petroganik 288 ton. Padahal rekomendasi Petrokimia Gresik, untuk lahan pertanian di Jatim kebutuhan pupuk perhektarnya Urea 2 Kw, Phonska 3 Kw, dan Petroganik 5 Kw.

Kondisi ini sangat kritis bagi petani gurem. Kemudian pertanyaan petani kepada pemangku kebijakan "Apa yg mau diperbantukan bagi petani, jika ketersediaan pupuk yg lengkap saja tidak dicukupi?"

Kalau petani hanya disediakan pupuk Urea, sama halnya mengajak petani gagal panen sebab terserang hama dan penyakit. Dan untuk Petroganik petani sudah mengolah pupuk kandangnya sendiri-sendiri.

Untuk itu perlu ada keperpihakan kebijakan untuk keberdayaan petani kita. Melalui ketersedian pupuk yang cukup dan lengkap. Bisa ditambah dengan edukasi petani melalui pembinaan dan latihan, temu lapang dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun