Kalimantan, pulau terbesar di Indonesia, dikenal sebagai tempat bersemayamnya hutan hujan tropis yang sangat berharga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Kalimantan telah menjadi pusat perhatian global karena permasalahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus berlanjut, terutama di Kalimantan Tengah.Â
Dalam rentang waktu antara tahun 2015 dan 2021, telah terjadi serangkaian insiden kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah. Penduduk setempat menyebutkan bahwa kebakaran hutan paling parah terjadi sejak tahun 2015. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2015, dilaporkan bahwa luas lahan gambut yang terbakar mencapai 196.987 hektar dan lahan non-gambut sebesar 133.876 hektar.Â
Pada tahun 2019, kebakaran hutan melibas lahan seluas 161.298 hektar, dan pada tahun 2021, terdapat 221 kasus kebakaran hutan di Kabupaten dan Kota Provinsi Kalimantan Tengah dari bulan Januari hingga 22 Juli 2021, dengan luas kebakaran mencapai 369,92 hektar (Sumber: MMC Kalteng). Hingga tahun 2023, kebakaran hutan masih menjadi permasalahan yang berkelanjutan.
Kebakaran hutan dan lahan ini telah menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan ekonomi. Selama musim kemarau, insiden karhutla di Kalimantan menyebabkan asap yang mengganggu kualitas udara dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya pertanggungjawaban dalam menangani permasalahan karhutla yang terjadi di Kalimantan.
Dampak Karhutla Pada Lingkungan
Salah satu dampak yang sangat nyata dari karhutla adalah degradasi lingkungan. Kalimantan memiliki hutan hujan tropis yang merupakan salah satu ekosistem paling beragam di dunia, dan kebakaran dapat merusak habitat alami serta keragaman hayati yang ada di dalamnya. Banyak spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah akibat kebakaran ini. Ekosistem yang sehat juga memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan iklim global dan memastikan ketersediaan air bersih. Kebakaran hutan dan lahan juga dapat menghasilkan asap yang tebal, yang berdampak negatif pada kualitas udara. Hal ini mengancam kesehatan manusia dengan meningkatkan risiko gangguan pernapasan, terutama pada anak-anak dan lansia. Asap yang meluas juga mengganggu rutinitas sehari-hari, termasuk mobilitas dan aktivitas ekonomi.
Dampak Karhutla Pada Ekonomi
Karhutla juga memiliki dampak ekonomi yang serius. Sektor pertanian, kehutanan, dan pariwisata merupakan pilar-pilar ekonomi utama di Kalimantan. Kebakaran dapat merusak tanaman pertanian, mengurangi produktivitas hutan, dan mengganggu sektor pariwisata. Para petani dan peternak yang bergantung pada tanah pertanian mereka seringkali menderita kerugian yang signifikan akibat kebakaran. Dalam jangka panjang, kerusakan ekosistem hutan juga dapat mengancam masa depan sektor kehutanan. Hutan yang sehat adalah sumber kayu yang berkelanjutan, dan kerusakan hutan dapat mengancam kemampuan untuk menjaga produksi kayu yang berkelanjutan.
Penyebab Karhutla
Salah satu penyebab utama terjadinya karhutla di Kalimantan adalah praktek pembukaan lahan melalui pembakaran. Praktek ini kerap digunakan untuk membersihkan lahan pertanian atau perkebunan dengan cara yang dianggap efisien dan ekonomis. Walaupun hukum dan peraturan terkait pembakaran hutan dan lahan telah ada di Indonesia, penegakan hukum terhadap pelanggaran ini masih belum memadai. Selain itu, sejumlah praktik pembakaran ini seringkali dilakukan secara ilegal, termasuk oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor perkebunan. Pembukaan lahan tanpa izin ini sering mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius.
Perlindungan Hukum dan Pertanggungjawaban
Agar dapat mengatasi karhutla di Kalimantan, pertanggungjawaban adalah kunci. Ini mencakup sejumlah tindakan yang perlu diambil oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait :
- Penerapan Hukum yang Ketat: Pemerintah perlu meningkatkan pelaksanaan hukum terhadap praktik-praktik yang melanggar hukum dan berpotensi menyebabkan karhutla. Ini termasuk memberlakukan sanksi yang keras bagi individu atau entitas yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan.
- Transparansi dan Tanggung Jawab : Pemerintah harus memastikan keterbukaan dan tanggung jawab dalam pengaturan izin dan kegiatan yang berdampak pada hutan dan lahan. Informasi tentang izin dan kegiatan tersebut harus dapat diakses oleh masyarakat dan pihak yang berkepentingan.
- Sanksi untuk Perusahaan Terkait : Perusahaan yang terlibat dalam pembukaan lahan harus dikenakan sanksi yang berat jika mereka melanggar peraturan lingkungan. Hal ini mencakup pencabutan izin operasi dan penerapan denda yang substansial.
- Pemberdayaan Masyarakat : Dukungan kepada masyarakat lokal dalam pemantauan dan pelaporan aktivitas ilegal yang dapat memicu karhutla perlu ditingkatkan. Selain itu, mereka juga harus diberikan akses kepada alternatif yang berkelanjutan untuk mata pencaharian mereka.
- Pendidikan dan Kesadaran : Pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai konsekuensi karhutla dan peran mereka dalam pelestarian lingkungan memiliki signifikansi yang besar. Program penyuluhan dan kampanye edukasi masyarakat perlu diperkuat.
Pencegahan dan Mitigasi
Selain dari aspek pertanggungjawaban, langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan karhutla juga memiliki signifikansi yang tinggi. Beberapa tindakan pencegahan dan penanggulangannya meliputi:
- Meningkatkan Pemantauan : Perbaikan sistem pemantauan, termasuk pemanfaatan teknologi satelit dan sensor udara, dapat membantu mendeteksi kebakaran dengan cepat sehingga tindakan dapat diambil lebih awal.
- Respon Cepat: Tim pemadam kebakaran dan sumber daya terkait harus selalu siaga untuk merespons dengan cepat saat kebakaran terjadi. Hal ini dapat membantu membatasi perluasan api dan mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi.
- Pemulihan Ekosistem: Setelah terjadinya kebakaran, perlu meningkatkan usaha pemulihan ekosistem guna mengembalikan kondisi alam yang rusak.
Karhutla di Kalimantan merupakan permasalahan serius yang membutuhkan tingkat pertanggungjawaban yang serius. Dampaknya terhadap lingkungan, ekonomi, dan perubahan iklim sangat signifikan dan tidak boleh diabaikan. Untuk menanggulangi permasalahan ini, diperlukan kerja sama dari pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan komunitas internasional. Dengan penegakan hukum yang ketat, tindakan pencegahan yang efektif, serta kerja sama yang kuat, kita berharap dapat menjaga dan melestarikan hutan hujan Kalimantan dan memastikan masa depan yang berkelanjutan. Karhutla harus menjadi perhatian global, karena dampaknya meluas dan merugikan bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H