Mohon tunggu...
Nature

Ooho! Si Air Minum Kemasan yang Bisa Dimakan

18 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   06:21 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Air dalam Tubuh

Tujuh puluh persen komponen penyusun tubuh manusia adalah air. Hal inilah yang menyebabkan mengapa air sangat penting bagi kehidupan manusia. Dikutip dari Tribun-Timur.com (22/01/2011), air berperan dalam pembentukan berbagai cairan tubuh, seperti darah, hormon, enzim dan sebagainya. Selain itu air juga terdapat dalam otot dan berguna menjaga tonus otot sehingga otot mampu berkontraksi. 

Di samping itu, melalui produksi keringat yang sebagian besar terdiri atas air dan garam, air ikut mendinginkan suhu tubuh. Di sisi lain, air juga berfungsi sebagai pelarut, pelumas dalam bentuk cairan sendi, bantalan pada jaringan tubuh, media transportasi , serta detoksifikasi tubuh. Alasan inilah yang membuktikan bahwa anjuran untuk meminum air minimal sebanyak 8 gelas per hari bukanlah asal-asalan.

Industri Air Mineral

Oleh karena dasar pemikiran tersebut, industri air mineral berlomba-lomba memproduksi air mineral dalam kemasan kaca maupun plastik. Sayangnya, limbah plastik bekas kemasan tersebut memerlukan waktu puluhan hingga ribuan tahun untuk dapat terurai, sehingga menjadi masalah bagi lingkungan.

 Dikutip dari Kompas.com (19/08/2018), Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. 

Selain itu, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 milar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Dalam Lingkungan Hidup dikatakan bahwa kota-kota di dunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar pertahun tahun serta berdasarkan perkiraan Bank Dunia, jumlah ini dapat bertambah hingga 2,2 miliar ton pada tahun 2025. Tentu saja ini menjadi masalah lingkungan yang sangat serius bagi lingkungan hidup kita.

Bahaya Sampah Plastik

   Keberadaan sampah plastik yang sulit terurai tentu saja tidak akan menjadi masalah apabila tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Sayangnya, yang terjadi pada kenyataannya adalah yang sebaliknya. Sampah plastik dapat menimbulkan beragam keadaan tidak normal pada lingkungan. Contohnya, plastik dapat mengganggu rantai makanan. 

Apabila organisme kecil teracuni oleh sampah plastik, organisme besar yang memakannya juga teracuni hingga dapat menyebabkan kematian massal. Sampah plastik juga menyebabkan pencemaran air dan tanah, karena dapat membentuk bahan kima berbahaya apabila berinteraksi dengan air. Ketika bahan kima tersebut terserap oleh tanah, akan mengakibatkan kualitas air menurun.

Salah satu jalur pintas yang diambil untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik adalah dengan cara membakarnya. Namun ternyata pelepasan bahan kimia beracun ke udara menjadi dampak negatif dari pembakaran plastik di udara terbuka. 

Efek sampingnya adalah menurunnya kesehatan manusia dan hewan dan gangguan pernapasan akibat menghirup udara yang sudah tercemar bahan kimia tersebut.

Kemunculan Ooho!

   Melihat adanya masalah tersebut, para peneliti yang berasal dari Skipping Rocks Lab di London, melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan sampah botol plastik di Inggris.  Mereka menemukan bahwa sari ganggang (algae) merupakan bahan yang tidak mempengaruhi rasa  maupun warna minuman. Akhirnya, sari tersebut dibuat menjadi kemasan bagi air minum.

   Kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari sari ganggang tersebut dibentuk menyerupai gelembung sebesar mulut yang berisi air minum. Kemasan ini diharapkan bisa menjadi alternatif untuk botol dan gelas plastik, sehingga dapat menjadi solusi dari sampah kemasan plastik air minum. Mengingat ganggang termasuk dalam bahan alami, maka water blobs yang diberi merek The Ooho! ini bisa dikonsumsi beserta kemasannya secara langsung dengan sempurna melalui proses biologi. 

  Ooho! dibuat menggunakan teknik kuliner yang disebut spherification, yaitu membuat makanan berbentuk bola yang diisi dengan cairan seperti bola-bola di bubble tea. Cara untuk mengkonsumsi Ooho! pun dapat langsung dimakan beserta kemasannya, maupun dengan cara dilubangi dan dihisap airnya. Lapisan membran tipis ini jika dimasukkan ke dalam mulut seluruhnya akan pecah dan terasa seperti minum seteguk air. Balon air ini juga tidak akan menjadi limbah, karena produk akan sepenuhnya terurai dalam 4-6 minggu jika dibiarkan tidak dikonsumsi.

  "Kami memakai bahan dari ganggang atau rumput laut yang bisa dimakan dan ramah lingkungan. Kemasan ini lebih murah harganya dari plastik. Bagian dalamnya diisi air, setelah minum air di dalamnya tidak perlu membuangnya ke tempat sampah," kata Gonzalez.

 Lanjut kata Gonzales, "Sebagian besar orang langsung membuang botol minuman sehabis minum. Kami menggunakan rumput laut karena bisa ditemukan di seluruh penjuru dunia dan cepat berkembang. Jika masih bisa memanfaatkan hal yang bisa diperbarui cepat oleh alam, kenapa harus memilih menggunakan plastik yang baru bisa terurai selama 700 tahun, jadi inilah solusinya." Dikutip dari Era Baru (23/10/2018).

   Meskipun berhasil menemukan solusi untuk mengurangi kemasan botol plastik bagi air minum, hingga saat ini Ooho! belum bisa dinikmati oleh kalangan luas, khususnya masyarakat Indonesia. Peneliti masih mencari pemecahan beberapa masalah, di antaranya adalah water blobs ini tidak dapat diisi ulang setelah digunakan, volumenya kecil, dan kadaluarsa dalam waktu singkat. Harapannya, Ooho! ini dapat disempurnakan dan anntinya akan bisa diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dan dinikmati oleh publik.

   Apabila  Ooho! ini sudah beredar luas hingga ke Indonesia, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun