Mohon tunggu...
Nature

Ooho! Si Air Minum Kemasan yang Bisa Dimakan

18 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   06:21 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek sampingnya adalah menurunnya kesehatan manusia dan hewan dan gangguan pernapasan akibat menghirup udara yang sudah tercemar bahan kimia tersebut.

Kemunculan Ooho!

   Melihat adanya masalah tersebut, para peneliti yang berasal dari Skipping Rocks Lab di London, melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan sampah botol plastik di Inggris.  Mereka menemukan bahwa sari ganggang (algae) merupakan bahan yang tidak mempengaruhi rasa  maupun warna minuman. Akhirnya, sari tersebut dibuat menjadi kemasan bagi air minum.

128621-rsz-selfr1284-5c17f212c112fe527f6d43b2.jpg
128621-rsz-selfr1284-5c17f212c112fe527f6d43b2.jpg
   Kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari sari ganggang tersebut dibentuk menyerupai gelembung sebesar mulut yang berisi air minum. Kemasan ini diharapkan bisa menjadi alternatif untuk botol dan gelas plastik, sehingga dapat menjadi solusi dari sampah kemasan plastik air minum. Mengingat ganggang termasuk dalam bahan alami, maka water blobs yang diberi merek The Ooho! ini bisa dikonsumsi beserta kemasannya secara langsung dengan sempurna melalui proses biologi. 

  Ooho! dibuat menggunakan teknik kuliner yang disebut spherification, yaitu membuat makanan berbentuk bola yang diisi dengan cairan seperti bola-bola di bubble tea. Cara untuk mengkonsumsi Ooho! pun dapat langsung dimakan beserta kemasannya, maupun dengan cara dilubangi dan dihisap airnya. Lapisan membran tipis ini jika dimasukkan ke dalam mulut seluruhnya akan pecah dan terasa seperti minum seteguk air. Balon air ini juga tidak akan menjadi limbah, karena produk akan sepenuhnya terurai dalam 4-6 minggu jika dibiarkan tidak dikonsumsi.

  "Kami memakai bahan dari ganggang atau rumput laut yang bisa dimakan dan ramah lingkungan. Kemasan ini lebih murah harganya dari plastik. Bagian dalamnya diisi air, setelah minum air di dalamnya tidak perlu membuangnya ke tempat sampah," kata Gonzalez.

 Lanjut kata Gonzales, "Sebagian besar orang langsung membuang botol minuman sehabis minum. Kami menggunakan rumput laut karena bisa ditemukan di seluruh penjuru dunia dan cepat berkembang. Jika masih bisa memanfaatkan hal yang bisa diperbarui cepat oleh alam, kenapa harus memilih menggunakan plastik yang baru bisa terurai selama 700 tahun, jadi inilah solusinya." Dikutip dari Era Baru (23/10/2018).

   Meskipun berhasil menemukan solusi untuk mengurangi kemasan botol plastik bagi air minum, hingga saat ini Ooho! belum bisa dinikmati oleh kalangan luas, khususnya masyarakat Indonesia. Peneliti masih mencari pemecahan beberapa masalah, di antaranya adalah water blobs ini tidak dapat diisi ulang setelah digunakan, volumenya kecil, dan kadaluarsa dalam waktu singkat. Harapannya, Ooho! ini dapat disempurnakan dan anntinya akan bisa diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dan dinikmati oleh publik.

   Apabila  Ooho! ini sudah beredar luas hingga ke Indonesia, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun