Keesokan harinya,  kami diarak dari Ketapang menuju pusat kota Banyuwangi. Barisan mobil dinas dan motor dinas Polres dan Kodim Banyuwangi mengawal perarakan kami. Alunan sirine mewarnai sepanjang perjalanan kami menuju kota. Baliho dengan ukuran besar terpampang menyambut kedatangan kami. "SELAMAT DATANG PESERTA LATSITARDA XXXIV DI KABUPATEN BANYUWANGI", begitulah bunyinya. Masyarakat Banyuwangi di sepanjang perjalanan kami juga mungkin penasaran, siapakah mereka di dalam rombongan bis yang terkawal dengan  pengamanan ketat. Sebagian masyarakat yang saya temui dari balik kaca bis bahkan ada yang melambaikan tangannya, seakan memberi isyarat mereka bergembira dengan kedatangan kami.
Sekitaran Taman Blambangan pun telah dipenuhi masyarakat Banyuwangi ketika kami datang. Mereka nampak antusias memperhatikan pergerakan setiap pakaian loreng-loreng dan coklat-coklat yang berjalan melewati mereka. Memperhatikan kami yang melakukan gladi kotor dan gladi bersih. Berbaris rapi di daerah persiapan dan berjalan seirama dengan langkah gagah setiap memasuki Taman Blambangan. Di sela-sela kesibukan gladi, saya melihat sebagian rekan-rekan saya tampak sedang berinteraks dengan masyarakat Banyuwangi. Ada yang sedang bercanda dengan anak-anak sekolahan, ada yang berbincang dengan bapak-bapak dan ibu-ibu yang menonton kami, ada yang berburu minuman dingin sekaligus mengobrol asyik dengan para pedagang di Taman Blambangan. Gladi kotor dan gladi bersih Upacara Pembukaan LATSITARDA XXXIV berjalan dengan lancar. Letih kami karena hampir seminggu melaksanakan perjalanan di kapal, tanpa istirahat yang benar-benar sempurna, terbayar dengan suasana kekeluargaan masyarakat Banyuwangi. Â Udara panas memang saat itu, tapi terkalahkan dengan semangat kami untuk menunjukkan yang terbaik pada masyarakat Banyuwangi.
Siangnya, semua peserta Latsitarda melaksanakan ibadah. Yang beragama muslim, melaksanakan Ibadan Sholat Jumat di Masjid Agung dekat Taman Blambangan, dan kami yang beragama Nasrani melaksanakan ibadah di Gedung Wanita dekat Taman Blambangan. Setelah melaksanakan ibadah, kami berkumpul kembali tidak berdasarkan almamater, tetapi sudah melebur menjadi kesatuan batalyon masing-masing untuk pembagian jatah makan siang. Persis seperti formasi upacara pembukaan yang telah terbagi berdasarkan batalyon. Setelah makan siang, kami diarahkan menuju Gedung Wanita untuk mendapat pengarahan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Disana kami banyak mendapat pengetahuan soal gambaran sosial dan budaya masyarakat Banyuwangi, Â bagaimana situasi yang ada di Banyuwangi terkini, apa saja yang menjadi pusat konsentrasi pemerintah daerah, Â dan potensi-potensi apa yang sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Pengarahan tidak berjalan monoton, tetapi juga ada interaktif di antaranya.
Setelah seharian berada di Taman Blambangan, kami kembali diarak ke Pelabuhan Ketapang, mempersiapkan untuk kegiatan besok, yaitu
UPACARA PEMBUKAAN BAGI PESERTA LATSITARDA XXXIV DI JAWA TIMUR.
Bersambung.....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI