Mohon tunggu...
Teresa Imina Nangameka
Teresa Imina Nangameka Mohon Tunggu... -

Purna Praja IPDN

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cerita Latsitarda XXXIV di Jawa Timur (1)

11 Oktober 2014   23:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:26 2554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413017832482617651

LATSITARDA XXXIV

Sebagian mungkin ada yang mengenal istilah ini, tetapi bagi kompasianer muda yang belum mengetahui apa itu dan ada apa dengan istilah di atas, ijinkan saya untuk membagikan informasi kepada rekan-rekan semua.

LATSITARDA XXXIV merupakan singkatan dari LATihan integraSI TARuna WreDA yang diselenggarakan ke-34 kalinya bertempat di Provinsi Jawa Timur, denganlocusdi Karesidenan Besuki. Latsitarda ini melibatkan para taruna tingkat akhir dari Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Angkatan Laut. Seharusnya latsitarda juga menyertakan taruna dari Akademi Kepolisian, tetapi karena tahun 2014 belum ada taruna tingkat 4 dampak dari penyesuaian tingkat dari dahulu Akademi Kepolisian hanya terdiri dari 3 tingkat, dan sekarang telah menjadi 4 tingkat. Tidak hanya melibatkan kader-kader militer, tetapi juga menyertakan perwakilan dari sipil, yang terdiri dari praja IPDN dan mahasiswa. Mahasiswa dari beberapa perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta, seperti Universitas Brawijaya Malang, Universitas Hang Tuah Surabaya, dan masih banyak lagi.  Saya adalah salah seorang dari 400 praja IPDN yang berkesempatan untuk mengikuti Latsitarda. Dan saya bersyukur karena kesempatan berharga ini, saya akhirnya memiliki pengalaman-pengalaman yang luar biasa. Latsitarda ke-34 ini dilaksanakan dari tanggal 10 Mei-2 Juni 2014. Dari total kurang lebih 1275 peserta, kami dibagi ke dalam empat batalyon, yang terdiri dari Batalyon Macan di Banyuwangi, Batalyon Hiu di Situbondo, Batalyon Elang di Jember, dan Batalyon Gajah di Bondowoso. Setiap Batalyon nantinya dipecah lagi menjadi 5 kompi, kompi posko batalyon, mereka yang menjaga posko batalyon dan terlibat dengan kegiatan-kegiatan di luar pembangunan fisik, dan selanjutnya kompi A, kompi B, kompi C, dan kompi D. Setiap kompi dipusatkan di satu desa dalam satu kecamatan. Saya mengambil contoh, saya adalah pasukan di Batalyon Macan Kompi B dengan lokasi latsitarda di Desa Sukonatar Kecamatan Srono. Kompi A dan kompi B terpusat di Kecamatan Srono, sementara kompi C dan kompi D di Kecamatan Muncar dan Gambiran.

Sebelum saya berbagi pengalaman saya ketika melaksanakan Latsitarda, ijinkan saya untuk memperkenalkan kepada kompasianer, siapa saja pasukan dari Kompi B, yang telah menjadi partner luar biasa selama melaksanakan tugas negara ini. Kompi B terdiri dari 53 orang, dengan hanya 6 pasukan putri di dalamnya. Yang menjadi Komandan Kompi atau danki adalah Sermatutar Topan W Prasetyo dari kesatuan Akmil, sementara yang menjadi komandan pleton, yang merupakan bagian dari suatu kompi ada empat orang, komandan pleton 1 Sermatutar George Roynald, Komandan Pleton 2 Sermatutar Rohidin, Komandan Pleton 3 Sermatutar Muslimin Paihattu, dan Komandan Pleton 4 adalah Sermatutar Iqbal Yuliandi.Sisanya yang merupakan anggota pasukan ada sebanyak 50 orang terdiri dari kesatuan Angkatan Darat ada Sermatutar Dodi Saputra, Sermatutar Rochman Hidayat, Sermatutar Sermatutar Dewangkoro, Sermatutar Teguh Waluyo, Sermatutar Rio Justin, Sermatutar Bovi Sagita, Sermatutar Panji Magistra, Sermatutar Barcel Fainnaka, Sermatutar Apri,  dan Sermatutar Yuda. Dari kesatuan Angkatan Laut ada Sermatutar Frigiet, Sermatutar Sumarno, Sermatutar Ryan P Putra, Sermatutar Bayu. Untuk kesatuan angkatan Udara terdiri dari Sermatutar Arif, Sermatutar Fany Ludiana, Sermatutar Sondang Maulana, Sermatutar Thio,  dan Sermatutar Rino. Perwakilan mahasiswa terdiri dari Rizaludin, Deny, Rizal, dan Maulana.Last but not least, kami perwakilan praja IPDN, yang terdiri dari Wasana Praja Muleson, Wasana Praja Rizky Anggoro, Wasana Praja Arno, Wasana Praja M.Zein Albugis, Wasana Praja Nabil, Wasana Praja Miftahul Surur, Wasanya Praja Hardian, Wasana Praja Yorris, Wasana Praja Biondy, Wasana Praja Irfan, Wasana Praja Harry, Wasana Praja Rio Reynaldy, Wasana Praja Andrew, Wasana Praja Yoyok, Wasana Praja Wim, Wasana Praja Fazhurrahman, Wasana Praja Otto, Wasana Praja Edo, Wasana Praja Rifo Kalumata, ditambah Wasana Praja Putri Anik Maharotul Faiqoh, Wasana Praja Putri Anastasya, Wasana Praja Putri Ingrid Veronica, Wasana Praja Putri Elishe Maria, Wasana Praja Putri Sri Riska, dan saya sendiri.

Sedikit info tambahan, bahwa kami dari IPDN dan Akmil, AAU, serta AAL telah dilantik oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal  16 Juni dan 26 Juni 2014,dari Wasana Praja telah menjadi Purna Praja, dan Sermatutar menjadi Letnan Dua. Berkah yang luar biasa dari Tuhan yang Maha Esa karena kami semua telah menyelesaikan pendidikan kami.

Perjalanan Latsitarda kami dimulai dengan menaiki kapal KRI Banda ACEH yang menjemput kami di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Penumpang pertama adalah praja IPDN dan beberapa mahasiswa. Memanfaatkan kesempatan menjadi penumpang pertama, kami bebas memilih tempat mana yang kami senangi menjadi tempat untuk beristirahat, asalkan tetap dalam titik-titik yang telah ditentukan. Beruntungnya menjadi putri di kala itu, kami mendapatkan tempat khusus yaitu tempat tidur penumpang yang memang hanya tersedia untuk 200 orang, dengan bed susun di dalam ruangan ber-AC. Sementara mereka yang putra tidur di geladak kapal dan dasar kapal, tempat yang lapang untuk memuat peserta putra  latsitarda yang hampir 800 orang. Yah, bagi kami ini tidaklah masalah. Ini bagian dari sejarah hidup.

Nyamannya Kamar Tidur Penumpang KRI BANDA ACEH

Hari kedua pelayaran kami merapat ke Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Disitulah kami menjemput rekan-rekan kami dari Angkatan Darat, Angkatan Udara dan beberapa mahasiswa. Kapal yang semula masih terasa luas, perlahan seperti mulai mengecil. Antrian kamar mandi juga mulai panjang. Ramainya ruang makan yang berlokasi sama dengan ruang hiburan dan tempat beristirahat di geladak bagian atas kapal mulai tampak ketika malam hari datang. Atmosfer ketegangan sedikit demi sedikit mulai menyelimuti kapal. Maklum, semua datang berkumpul membawa identitas kesatuan masing-masing, sehingga ego sektoral terbawa dan semakin diperlihatkan ketika di dalam kapal. Kita semua ingin menunjukkan kewibawaan kita secara personal dan secara almamater. Tetapi yang dapat ditangkap ketika itu adalah suasana sungkan satu sama lain untuk sekedar menyapa.

Ini tak berjalan lama, hari ketiga ketiga kami bertolak ke Surabaya dan keesokan  harinya sampai di Armatim Tanjung Perak, Surabaya, suasana tegang mulai mencair. Semuanya mulai mengakrabkan diri. Apalagi ketika rekan kami dari Angkatan Laut datang danbeberapa mahasiswa datang bergabung. Ada yang bertemu teman lama, ada yang saling mendapatkan teman baru, ada yang berkumpul satu daerah pendaftaran, bahkan ada yang bertemu pasangan. Kami mulai membaur satu sama lain. Inilah makna dari integrasi yang sebenarnya, pembauran pilar-pilar yang menjadi aset sinergitas bangsa dan negara. Bagian pemersatu bangsa dan pemelihara ketahanan negara. Indonesia Mini dalam KRI Banda Aceh.

Beberapa kegiatan kami lakukan selama di KRI Banda Aceh maupun di dermaga tempat kapal kami bersandar. Pengarahan dari beberapa petinggi militer, kunjungan ke Kapal Dewa Ruci, kapal yang paling terkenal di Indonesia, latihan baris berbaris, pertunjukan kreasi di panggung hiburan kapal, latihan yel-yel almamater, latihan integrasi para anggota drumband atau lokananta yang melibatkan unsur taruna dan praja IPDN,  sampai pembentukan formasi foto Latsitarda 34.

Setiba di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, kami disambut meriah dengan Pemkab Banyuwangi, ada tari tradisional, drumband, danflash mobdari masyarakat Banyuwangi. Sungguh, belum pernah rasanya saya pribadi mendapat sambutan yang di luar ekspetasi saya. Benar-benar meriah. Kami disambut bak tamu kehormatan. Semua mata saat itu tertuju pada kami dan kegagahan Kapal Dewa Ruci. Mungkin, inilah yang juga dirasakan rekan-rekan saya lainnya. Dalam hati saya, terselip rasa puas ketika mendengar komentar-komentar yang positif dari rekan-rekan peserta Latsitarda. Yah, saya adalah putra daerah Karesidenan Besuki, walaupun bukan dari Banyuwangi, saya berasal dari Situbondo, saya tetaplah bangga. Sambutan Jawa Timur khususnya masyarakat Banyuwangi memberikan kesan tersendiri bagi saya dan rekan-rekan saya. Setelah penyambutan selesai, kami melakukan pembagian personil dan apel pengecekan kelengkapan untuk membagi kami menjadi beberapa batalyon sekaligus mengecek kelengkapan kami, mungkin ada yang terlewatkan atau tertinggal selama perjalanan di kapal. Di situlah kami mulai mengenal siapa yang menjadi partner kami selama hampir satu bulan nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun