Mohon tunggu...
Teresa Imina Nangameka
Teresa Imina Nangameka Mohon Tunggu... -

Purna Praja IPDN

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seandainya Saja Lebih Cepat

16 Oktober 2014   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:46 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kalanya. . .

harus ada tumbal untuk sebuah perubahan. .

demi menyadarkan seseorang, membuat dia mampu menerima segala sesuatu yang baru yang mampu membuat keadaan menjadi lebih baik dalam hidupnya. .

ada yang perlu berkorban untuknya . .

kadang Tuhan memberikan pukulan kita begitu keras. .

karena Dia mungkin sudah lelah memperingatkan kita dengan pukulan pukulan kecil. .

kita tidak akan sadar.  .

dan tetap mengulangi sesuatu yang salah . .

kalau kita terus-terusan merasa tidak ada yang dirugikan akan sikap kita. .

ini hidupku, aku berhak atas pilihanku, dan aku tidak membuat orang lain merasa sakit. .

hidup itu tantangan . .

percuma kalau tidak dimanfaatkan untuk senang-senang. .

mungkin slogan-slogan itu yang membuat kita tetap bertahan dengan cara yang keliru. .

egois memang . .

karna itulah kita  . .

tapi pernahkah kita memahami suatu arti kehidupan. .

bahwa tidak selamanya yang kita perbuat tidak berdampak apa-apa bagi orang lain??

pernahkah terlintas sedikit saja di pikiran kita, bahwa banyak orang rela menghabiskan harinya hanya untuk memikirkan nasib kita. . ??

Berapa kali kita terpaksa membohongi hati nurani hanya untuk memuaskan kesenangan sesaat . .

berapa kali kita mengecewakan orang orang yang telah memberikan kita kepercayaan hanya karena kita beralasan bahwa kita juga manusia yang butuh kebahagiaan.

meskipun yang dimaksud di sini adalah kebahagiaan yang menyimpang . .

kita hanya bisa memandang negatif segala hal yang berlainan dengan kemauan kita, tanpa kita pahami ternyata hal itu bermanfaat untuk kita nantinya . .

kita belum terlalu pandai mengontrol emosi kita sehingga akhirnya ada orang yang harus dipersalahkan karena sikap kita. .

Kita tidak mengerti arti tanggung jawab yang sebenarnya . .

kita mengomel, memaki, bahkan mengumpat ketika tertangkap salah .

seolah-olah kita tidak pantas diperlakukan seperti itu. .

Kita berusaha membela diri. . menganggap diri benar.. dan menyalahkan orang lain.

kita selalu merasa penderitaan kita yang paling berat, dan orang lainlah penyebab penderitaan kita. .

Kita terlalu sering mengeluh dengan apa yang kita dapatkan, tanpa memikirkan bagaimana orang lain mengusahakan memperolehnya . .

Seandainya saja. .

Kita tahu rasanya berterima kasih itu bagaimana. .

Menunjukkan rasa empati pada keadaan orang lain . .

memikirkan bagaimana  membahagiakan orang orang sekitar kita. .

menjaga mulut kita dari segala sesuatu yang hanya mungkin  memperkeruh keadaan. .

seandainya saja, .  .

kita lebih cepat beberapa langkah untuk berubah..

mungkin tidak perlu ada lagi

orang baik yang dipaksa ‘pergi’ . .

karena kita. .

sekali lagi, seandainya saja . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun