Beberapa hari lalu viral di beberapa media sosial video dan pemberitaan soal Gubernur dan Ketua DPRD Sulawesi Tenggara yang menghamburkan uang sembari menyanyi di atas panggung saat acara HUT Kabupaten Buton Utara yang ke 15, atas kejadian tersebut banyak pihak yang menilai negatif sikap seorang Gubernur dan Ketua DPRD Sultra tak terkecuali Komunitas Teras Milenial Sultra.
Teras Milenial Sultra menilai bahwa pimpinan eksekutif dan Legislatif tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara telah mempertontonkan sikap harmonisasi yang tidak bermartabat dan tidak beradap. Kritik tersebut disampaikan langsung oleh Yayat Nurkholid selaku Ketua sekaligus pendiri Komunitas Teras Milenial Sultra.
"Dari kejadian itu kita melihat bagaimna harmonisnya antara Gubernur selaku pimpinan eksekutif dan Ketua DPRD Sultra selaku pimpinan legislatif tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara, tapi sayang harmonisasi yang di pertontonkan bukan harmonisasi dalam mewujudkan cita-cita dan aspirasi masyarakat Sulawesi Tenggara, melainkan pertunjukan harmonisasi yang tidak bermartabat", ucap Yayat saat di mintai pendapatnya di salah satu cafe di Kota Jakarta.
Alumni Universitas Halu Oleo yang kini meniti karir di Jakarta ini juga menambahkan bahwa tidak bermartabatnya sikap Gubernur dan Ketua DPRD Sultra tersebut dikarenakan menghamburkan uang rupiah agar di pungut oleh masyarakat yang berada di bawah dan di atas panggung tersebut.
"Lihat apa yang mereka berdua lakukan, seakan uang itu tidak ada harganya bagi mereka sedangkan masyarakat yang berebutan itu adalah mereka yang sangat membutuhkannya, disitu ada harga diri yang secara sengaja jatuh bahkan mereka berdua seakan tidak menyadari ditengah senangnya mereka menghamburkan uang masih ada masyarakat yang tidak tidur banting tulang demi menghidupi keluarganya, sementara mereka berdua adalah representasi rakyat untuk mewujudkan cita-cita kesejahteraan di Sulawesi Tenggara" tegas mantan Ketua Umum HMI Komisariat FHIL ini.
Yayat juga membantah pernyataan Kadis Kominfo Sultra yang menyebut bahwa apa yang dilakukan Gubernur dan Ketua DPRD Sultra adalah bagian dari Tradisi Sawer di Indonesia.
"Mana ada definisi sawer dilakukan oleh orang yang menyanyi di atas panggung, sawer itu penyanyi yang diberikan uang oleh penonton yang di bawah panggung. Kalau Gubernur dan Ketua DPRD Sultra melestarikan tradisi sawer harusnya masyarakat yang di bawah yang menyodorkan saweran ke mereka berdua bukan mereka yang menghamburkan uang seperti tidak menghargai masyarakatnya. Sudahlah, apa yang disampaikan kadis Kominfo Sultra itu hanya pembenaran untuk menghindari meluasnya persepsi negatif di kalangan masyarakat".
"Saya selaku pemuda dan masyarakat mengingatkan kepada Ketua DPRD dan Gubernur Sultra untuk berhati-hati melakukan aktivitas yang berbau keuangan, mengingat Dana PEN triliunan rupiah yang telah digunakan di Sulawesi Tenggara belum sepenuhnya maksimal, masih ada beberapa klaster yang nominal penggunannya perlu untuk dipertanyakan, sebaiknya mereka berdua fokus merealisasikan pemulihan ekonomi dan pembangunan di Sultra yang beberapa belum tuntas bahkan mangkrak" tutup Pendiri Teras Milenial Sultra tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H