Terasikip - Ngampus di Luar Negeri dan Akses Beasiswa. Siapa sih yang tidak ingin kuliah di luar negeri dengan beasiswa? Dalam benak banyak orang, mereka yang dapat kuliah di luar negeri merupakan orang- orang yang beruntung, terlebih bila lewat jalan beasiswa sebab tidak butuh lagi memikirkan duit kuliah, bayaran hidup, asuransi kesehatan dan orang tua tidak direpotkan pula.
Dalam suatu tulisan di web ini tentang kalibrasi rasa dengan formula masakan Korea saat sebelum ke Korea, aku sedikit menceritakan tentang Dzikri Amaliah Ukhrawy (Ame), anak dari Kak Arni-- sahabat di komunitas IIDN Makassar yang lulus beasiswa S1 GKS di Oceanography Pukyong National University, Korea Selatan.
Penasaran, aku tanya- tanya Kak Arni, gimana persiapan anaknya sehingga tamat SMA dapat bisa beasiswa S1 ke Korea Selatan. Tidak sering kan ya yang semacam Ame ini. Umumnya lulus S1 dahulu lalu mencari beasiswa luar negeri.
Kata Ame pada ibunya yang setelah itu di informasikan kepada aku: tidak terdapat persiapan spesial, ia cuma mempesiapkan berkas sebagaimana yang dimohon selaku persyaratan pengajuan beasiswa dari pemerintah Korea Selatan sebagaimana yang tertera di web resminya. Buat urusan bahasa, seluruh yang diterima melalui jalan beasiswa ini diwajibkan menjajaki kelas bahasa Korea dahulu sepanjang setahun.
Keuntungan Kuliah di Luar Negeri
Komunitas Terasikip Universitas Negeri Malang. Apa keuntungan kuliah di luar negeri? Dalam pemikiran orang awam, banyak dong keuntungannya. Salah seseorang sahabat wanita aku semasa SMA berulang kali ke luar negeri sampai dikala ini. Sewaktu SMA, awal kali ia ke luar negeri dalam rangka pertukaran pelajar AFS. Seingat aku ia ditempatkan di Belanda.
Lulus SMA, ia lulus uji masuk Fakultas Metode Unhas. Baru sebagian bulan kuliah, terdapat berita dirinya diterima di suatu kampus di Australia. Warnanya lebih dahulu ia aktif mencari ketahui gimana metode memperoleh beasiswa luar negeri.
Masya Allah, rezekinya memperoleh beasiwa kuliah di luar negeri sampai S3. Dikala ini ia dosen suatu PTN di Makassar serta masih ikut serta riset di kampusnya di Australia. Beruntungnya, penelitiannya di Makassar jadi ia masih kerap bolak- balik Australia-- Makassar.
Nah, kita yang mendengar berita semacam ini saja berimajinasi betapa beruntungnya orang yang dapat kuliah di luar negeri, bukan? Kuliah dibiayai serta dapat sambil traveling around the world. Dapat bacpackeran ke tempat tempat menarik di dekat kota di mana kampus yang ditempatinya belajar terletak.
Ingat film Negara van Oranje yang tayang di bioskop tahun 2015? Film yang bersumber pada cerita nyata yang lebih dahulu dikisahkan dalam wujud novel ini menggambarkan backpackeran ala 5 mahasiswa S2 di Belanda.
Kelima mahasiswa itu sesungguhnya tinggal di kota- kota berbeda ialah Rotterdam, Leiden, Utrecht, Wageningen, serta Den Haag tetapi mereka sesekali silih mendatangi. Entah itu secara beramai- ramai ataupun salah satu dari mereka mendatangi salah satu yang yang lain.