Mohon tunggu...
Terani Terani
Terani Terani Mohon Tunggu... -

meniti hari penuh arti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tirani di Rinai Pagi

24 Mei 2011   14:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan kusibak tirai jendela kamarku

Mataku yang masih berkaca-kaca sembab

Menerobos gelapnya malam..sepi dan kaku

Iseng saja tangan menggapai daun jendela

Diam-diam kubuka perlahan..dan perlahan

Angin malam serentak memelukku

Dengan manjanya menggumul tubuhku

Dingin …hingga kumenggigil..tapi…

Kubiarkan saja..bahkan kunikmati

Dini hari ini amat sepi masih merangkai mimpi

Tapi tidak untuk aku

Aku duduk dalam termangu dan membisu

Ku angkat wajahku tuk pandangi langit

Biru berpulas awan seumpama kapas

Berumpak.umpak seakan enggan bergerak

Bintang berkerlip mewarnai lazuardi

mereka memandangiku,menatapku

Menegurku dan bertanya padaku

Walau hanya sebentuk isyarat

Aku bukan meratapi nasibku

Atau menolak keputusan takdir

Aku hanya mencoba menebak

Apakah aku sedang hibernasi atau mati suri ?

Semua yang terjadi seperti di luar nalarku

Aku sudah menjadikan tirani pada diri sendiri

Menyunu nafsu dan emosi tanpa kusadari

Bintang masih berkerlip di langit

Angin dini hari menjelang pagi semakin nakal

Wajahku semakin kuyup oleh tangis

Tangis yang tak kumengerti

Entah sesal atau kecewa

Aku makin gundah..makin resah

Tatapanku semakin samar dan nanar

Segolek bisikan mendorong dari detak jantungku

Membuatku menarik napas panjang dan amat dalam

Membuyarkan segenap lamunanku

Seakan membangunkan aku dari mimpi

Dari gerbang tidur yang tak nyenyak

Robb..apa pun yang tejadi padaku

Ini semua kehendak-Mu…

Karena aku …karena akuuuuu…!!!!

Yang terlena dalam kelaian dan kebodohanku

Yang terbius aksesoris imitasi duniawi

Silau oleh gemerlapnya angan-angan semu

Bangga dengan kesombongan dan keangkuhan

Padahal aku amat kecil dihadapan-Mu

Dunia ini fana ya Robbii……

Disini diatas sajadah aku bersujud pada-Mu

Aku berserah diri sepenuhnya pada-Mu

Jika memang aku pantas dimaafkan..maafkanlah aku

Jika akuharus dihukum..ringankanlah hukumanku

Aku tak berdaya atas semua kuasa-Mu ya Robb

Ingin kuruntuhkan tirani diri, di rinai pagi ini

Aku lelah..aku tak berdaya lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun