Mohon tunggu...
Terang Putri anti
Terang Putri anti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 jurnalistik Universitas Bengkulu

saya hobi menulis,membaca,dan memotret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media dalam Menyuntikan Informasi ke Dalam Masyarakat

7 Desember 2023   23:27 Diperbarui: 11 Desember 2023   11:51 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media massa adalah sarana penyampaian pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas. Media massa memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat terhadap berbagai isu dan topik. Salah satu teori yang mencerminkan pengaruh media ini adalah Teori Jarum Hipodermik, yang menyiratkan bahwa media memiliki kemampuan untuk "menyuntikkan" opini dan ideologi langsung ke dalam pikiran masyarakat. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut bagaimana media dapat menjadi "jarum hipodermik" yang memengaruhi pandangan dan sikap masyarakat.

Teori  Hipodermik atau jarum suntik pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai respon terhadap perkembangan teknologi media baru seperti radio dan surat kabar. Para ahli teori percaya bahwa media memiliki kekuatan luar biasa untuk memanipulasi dan mengendalikan pikiran masyarakat. Di era sekarang, dengan pesatnya perkembangan media digital dan sosial. Dengan berkembangnya teknologi, media digital dan sosial telah menjadi kekuatan besar dalam membentuk opini masyarakat. 

Platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan informasi dan opini tersebar dengan cepat di seluruh dunia. Namun, seiring dengan itu, muncul pertanyaan etis mengenai tanggung jawab media dalam menyampaikan informasi yang akurat dan seimbang. Tidak dapat dipungkiri bahwa media digital memberikan ruang yang lebih besar bagi partisipasi masyarakat dalam pembentukan opini. Komentar, tanggapan, dan diskusi online menjadi bagian integral dari proses ini. Namun, sebaliknya, media digital juga dapat menciptakan filter bubble, di mana individu hanya terpapar pada opini dan pandangan yang sejalan dengan kepercayaan mereka sendiri.

Namun, apakah media benar-benar dapat menyuntikkan opini tanpa ada pertimbangan kritis dari masyarakat? Beberapa ahli berpendapat bahwa teori ini terlalu deterministik dan mengabaikan peran aktif masyarakat dalam menerima atau menolak pesan media. Dalam konteks ini, perlu dicermati bagaimana masyarakat merespon informasi yang diterima dari media dan sejauh mana mereka dapat mengembangkan kritisitas terhadapnya.

Sehingga kita perlu memperhatikan reaksi masyarakat terhadap pesan-pesan media dan sejauh mana pesan-pesan tersebut dapat dikritik. Masyarakat berperan aktif dalam mengolah informasi yang diterima dari media. Mereka dapat mempertanyakan kebenaran informasi, mencari sumber informasi yang lebih dapat diandalkan, dan membandingkan informasi dari berbagai sumber sebelum membentuk opini. Namun, tidak semua orang mampu mengkritisi informasi yang mereka terima dari media. 

Beberapa faktor, termasuk tingkat pendidikan, akses terhadap informasi yang beragam, dan pengalaman hidup, mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam mengkritisi pesan media. Dalam hal ini peran media dalam memberikan informasi yang akurat dan seimbang menjadi sangat penting. Media juga harus memperhatikan keberagaman pandangan dan pendapat dalam memberikan informasi agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap dan beragam. Dengan cara ini, masyarakat bisa lebih mampu mengkritisi informasi yang diterima dari media.

Namun, penting juga untuk menyoroti tanggung jawab media dalam menyampaikan informasi dengan akurat dan adil. Keberagaman pandangan dan pendekatan harus dihormati, dan media harus menghindari sensationalisme atau penekanan berlebihan terhadap aspek-aspek tertentu dari suatu isu. 

Pemerintah dan lembaga pengawas media juga perlu berperan aktif dalam menjaga kualitas informasi yang disampaikan oleh media. Kode etik jurnalistik dan standar profesional harus ditegakkan untuk mencegah penyebaran informasi palsu atau bias. Jurnalisme berkualitas tinggi memiliki peran krusial dalam menjaga integritas informasi yang disampaikan kepada masyarakat.

Peran pendidikan media dan literasi informasi menjadi kunci untuk memberdayakan individu agar dapat mengevaluasi, memilah, dan memahami informasi dengan bijak. Semakin banyak individu yang memiliki keterampilan ini, semakin sulit bagi media untuk menyuntikkan opini tanpa pertimbangan kritis. 

Dalam menghadapi berbagai isu kontemporer, masyarakat perlu mengembangkan kepekaan terhadap berbagai sudut pandang dan melibatkan diri dalam diskusi yang konstruktif. Keberagaman opini dan dialog yang terbuka menjadi landasan kuat dalam mewujudkan masyarakat yang berpikiran kritis dan toleran, karena Sebagai masyarakat yang semakin terhubung, penting untuk memahami peran media dalam membentuk opini dan menjadi konsumen informasi yang cerdas. 

Dengan demikian, kita dapat menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi media dan tanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang akurat dan adil.

Penulis : Terang Putri Anti || mahasiswa S1 Jurnalistik  FISIB Universitas Bengkulu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun