Mohon tunggu...
Puisi

Mengaji Hikmah dan Kearifan Rumi

15 Maret 2016   07:51 Diperbarui: 15 Maret 2016   08:07 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengaji Hikmah dan Kearifan Rumi

 

__________________________________________________________________

Dr. Haidar Bagir | Belajar Hidup dari Rumi | Noura Books

November 2015 | 978-602-0989-81-5

__________________________________________________________________

 

[caption caption="Puisi-puisi Rumi yang menginspirasi kehidupan"][/caption]

Dalam tradisi sufi, nama Maulana Jalaluddin Rumi adalah samudra tak bertepi. Ia menjadi tonggak spritualitas sekaligus pengetahuan kaum sufi yang melahirkan syair-syair indah sebagai ritual sang salik, penempuh jalan sunyi. Puisi-puisi Rumi sejatinya merupakan renungan penuh misteri yang menuntun manusia menapaki langkah demi langkah memasuki labirin terdalam dirinya, mengenali Tuhan sebagai kekasihnya. Inilah yang menjadikan puisi-puisi Rumi sangat digemari hingga terabadikan selama ratusan tahun.

Dari belantara puisi-puisi Rumi, Dr. Haidar Bagir menghadirkan kepingan-kepingan reflektif agar mudah diserap oleh pembaca di Indonesia. Terutama, ketika merespon sistem dan analogi berpikir media sosial. Buku ini, “Belajar Hidup dari Rumi”, berasal dari resapan-renungan Haidar Bagir, yang disarikan dari puisi-puisi indah Maulana Rumi. Tentu saja, potongan berupa kepingan-kepingan puisi yang tersaji sudah melalui proses penyuntingan, pengendapan, hingga refleksi terhadap problem keseharian manusia masa kini.

Melalui buku ini, Haidar Bagir ingin menghadirkan Rumi dalam refleksi sehari-hari. Menjadikan puisi-puisi Rumi kontekstual dalam hiruk-pikuk sekaligus merenungkan problem manusia masa kini. Haidar Bagir dengan jeli, menjadikan puisi Rumi sebagai obat kerinduan, air segar bagi mereka yang haus, serta gizi bagi mereka yang kelaparan. Tentu, puisi-puisi yang menjadi pelajaran hidup ini, tersaji dalam balutan cinta, dalam endapan rindu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun