Mohon tunggu...
Humaniora

"Islam di Dunia Modern: Doktrin dan Peradaban" Karya Carl W. Ernst

6 Maret 2016   21:05 Diperbarui: 6 Maret 2016   21:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Teraju Indonesia"][/caption]Semenjak peristiwa 11 September tahun 2001, di dunia Barat khususnya kalangan non Muslim, Islam dicitrakan sebagai agama penebar teror yang melahirkan para ekstremis yang beraliran fundamentalis. Citra ini terbangun begitu kokoh, lantaran media-media konvensional dengan gigih membangun stigma negatif terhadap Islam. 

Benar, bahwa ada sebagian kecil pemeluk agama Islam yang memiliki faham fundamentalis yang cenderung mengarah kepada perilaku radikal. Namun jika dikaji secara komprehensif melalui sejarah dan aspek humanis, maka akan segera diketahui bahwa Islam adalah agama cinta damai yang membawa kasih sayang kepada alam semesta. Alih-alih memaksa non muslim untuk memeluk agama Islam dengan cara kekerasan, Nabi Muhammad SAW justru selalu mendakwahkan kepada siapa saja tentang kesantunan, yang nyata-nyata membawa pada kedamaian.

Buku yang ditulis oleh Carl W. Ernst -seorang non muslim- ini berusaha mengkaji Islam dari sisi kesejarahan dan kemanusiaan, yang kemudian melahirkan citra bahwa Islam adalah agama yang memanusiakan manusia. Dengan kajian Islam dari aspek kesejarahan, buku ini hendak mendamaikan Muslim fundamentalis dengan tradisi Nabi Muhammad SAW yang santun dalam mendakwahkan Islam kepada umatnya. Dengan kajian Islam dari aspek kemanusiaan, buku ini hendak mengubah asumsi negatif sebagian non muslim bahwa Islam adalah agama yang mudah menumpahkan darah manusia. 

Maka kemudian, -jangan karena perilaku teror sebagian kecil oknum Muslim yang beraliran fundamentalis-, seluruh muslim mendapatkan perilaku yang tidak manusiawi. Penulis buku ini memang memiliki tujuan untuk mendamaikan kedua kubu yang selama ini terpisah oleh jurang konflik dan asumsi negatif tersebut. Dengan bahasa yang membumi dan mudah difahami, Ersnt cenderung tidak mengarahkan buku ini untuk kalangan akademisi dan intelektual, melainkan ditujukan untuk kebanyakan orang awam yang memiliki sumbu-sumbu pendek dan mudah terbakar ketika percikan api menyulut isu-isu tentang agama.

Selamat membaca!

#GerakanIslamCinta #TerajuIndonesia
[FP: Teraju Indonesia, Twitter: @TerajuIndonesia]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun