Mohon tunggu...
Era Hartati
Era Hartati Mohon Tunggu... -

Mantapkan Jiwa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Tinta Merah pada Awal Bulan Mei

1 Mei 2017   08:12 Diperbarui: 9 Mei 2017   17:23 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah yang seharusnya lebih teliti lagi, melihat nasib para buruh dinegeri ini.

Kaum buruh selalu dianggap sebagai  kaum yang rendah, bahkan pekerjaan sebagai Buruh dianggap tak bernilai lebih dimasyarakat. Para Pekerja seperti buruh tani, buruh pabrik, tukang sapu, tukang angkut barang, nelayan, dan sebagainya selalu dianggap rendah dimata masyarakat Jika dibandingkan dengan pekerjaan yang menggunakan dasi, didalam ruangan dan mendapatkan fasilitas, tunjangan masa tua, tunjangan hidup dan sebagainya. Apa yang sebenarnya dinilai oleh masyarakat dari hal ini. Mari kita lihat lagi kembali bukankah yang paling buruk sebuah pekerjaan adalah mengambil hak milik orang lain. Kemudian ada apa dengan Buruh, Sementara buruh adalah seorang pekerja yang jasanya tidak ternilai. Tapi lagi-lagi mereka selalu dianggap sebelah mata oleh kaum punya. Lantas bagaimana dengan para pejabat berdasi yang ditangkap sebagai tersangka sebagai Koruptor yang sudah jelas mengambil hak milik orang lain, mereka  masih sanggup berdada ria di depan media bahkan dengan lenggak-lenggok jalan mereka yang seakan tanpa dosa..

Hal yang seperti inilah yang seharusnya kita ubah dan kita luruskan kembali, buruh adalah pekerja yang mulia yang seharusnya kita hargai. berikan imbalan yang sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. Berikan tunjangan hidup untuk jasa mereka, naikkan kembali derajat kaum buruh, Biarkan mereka merasakan apa yang seharusnya menjadi haknya. Mari bersama kita ingatkan  kembali makna tinta merah pada awal Mei ini.

Selamat Hari Buruh Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun