Pemerintah yang seharusnya lebih teliti lagi, melihat nasib para buruh dinegeri ini.
Kaum buruh selalu dianggap sebagai  kaum yang rendah, bahkan pekerjaan sebagai Buruh dianggap tak bernilai lebih dimasyarakat. Para Pekerja seperti buruh tani, buruh pabrik, tukang sapu, tukang angkut barang, nelayan, dan sebagainya selalu dianggap rendah dimata masyarakat Jika dibandingkan dengan pekerjaan yang menggunakan dasi, didalam ruangan dan mendapatkan fasilitas, tunjangan masa tua, tunjangan hidup dan sebagainya. Apa yang sebenarnya dinilai oleh masyarakat dari hal ini. Mari kita lihat lagi kembali bukankah yang paling buruk sebuah pekerjaan adalah mengambil hak milik orang lain. Kemudian ada apa dengan Buruh, Sementara buruh adalah seorang pekerja yang jasanya tidak ternilai. Tapi lagi-lagi mereka selalu dianggap sebelah mata oleh kaum punya. Lantas bagaimana dengan para pejabat berdasi yang ditangkap sebagai tersangka sebagai Koruptor yang sudah jelas mengambil hak milik orang lain, mereka  masih sanggup berdada ria di depan media bahkan dengan lenggak-lenggok jalan mereka yang seakan tanpa dosa..
Hal yang seperti inilah yang seharusnya kita ubah dan kita luruskan kembali, buruh adalah pekerja yang mulia yang seharusnya kita hargai. berikan imbalan yang sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. Berikan tunjangan hidup untuk jasa mereka, naikkan kembali derajat kaum buruh, Biarkan mereka merasakan apa yang seharusnya menjadi haknya. Mari bersama kita ingatkan  kembali makna tinta merah pada awal Mei ini.
Selamat Hari Buruh Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H