Pendidikan Pancasila merupakan salah satu pilar penting dalam pembentukan karakter dan identitas bangsa Indonesia. Di era digital dan globalisasi saat ini, tantangan dalam menerapkan pendidikan Pancasila semakin kompleks. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila di 2025 menjadi isu terkini yang perlu mendapat perhatian serius dari para pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat. Berikut isu-isu serta tantangan terkini:
1. Erosi Nilai-Nilai Pancasila:
Di tengah arus informasi yang sangat cepat dan pengaruh globalisasi, nilai-nilai Pancasila semakin terabaikan oleh generasi muda. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan apresiasi terhadap pentingnya nilai-nilai tersebut.
2. Kurangnya Metode Pembelajaran Efektif:
Kadang kali metode pembelajaran yang masih tradisional dan kurang menarik membuat siswa kurang tertarik untuk mempelajari Pancasila. Pembelajaran yang tidak interaktif dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak tertarik.
3. Pengaruh Media Sosial:
Media sosial memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan hidup muda. Namun, banyak konten di media sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga perlu adanya edukasi yang lebih intensif.
4. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua:
Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak-anak mereka mengenai nilai-nilai Pancasila juga sangat rendah. Orang tua perlu lebih aktif dalam mendukung pendidikan Pancasila di rumah.
5. Ketidakseimbangan Kurikulum:
Kurikulum pendidikan yang tidak seimbang sering kali mengabaikan pentingnya pendidikan karakter. Hal ini menyebabkan siswa lebih fokus pada pengetahuan akademis daripada pengembangan karakter dan nilai-nilai moral.
6. Pengembangan Teknologi yang Cepat:Â
Kemajuan teknologi yang sangat cepat membuat generasi muda lebih terpapar pada konten yang tidak selalu mendukung nilai-nilai Pancasila. Misalnya, konten yang berorientasi pada konsumerisme dan individualisme.
7. Perubahan Nilai Sosial:
Perubahan nilai sosial yang cepat juga mempengaruhi cara pandang generasi muda terhadap Pancasila. Banyaknya pengaruh budaya asing juga menjadi tantangan tersendiri.
Berikut solusi yang harus diterapkan pada tantangan tersebut:
1. Pengembangan Kurikulum yang Relevan:
Kurikulum pendidikan Pancasila harus dikembangkan dengan pendekatan yang relevan dan menarik bagi generasi muda. Penggunaan teknologi dan metode pembelajaran yang interaktif seperti game edukatif, video interaktif, dan simulasi dapat membantu meningkatkan minat siswa.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Pembelajaran berbasisek (project-based learning) dapat diterapkan untuk membuat siswa lebih aktif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa dapat diajak untuk membuat proyek tentang pentingnya gotong royong atau keberagaman budaya di Indonesia.
3. Edukasi Karakter di Sekolah dan Rumah:
Edukasi karakter tidak hanya seharusnya terjadi di sekolah, tetapi juga di rumah. Orang tua perlu diajarkan cara mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Pancasila. Program pelatihan bagi orang tua dapat membantu mereka memahami pentingnya pendidikan Pancasila.
4. Pemanfaatan Media Sosial:
Media sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang Pancasila. Kreator konten yang inspiratif dan kreatif dapat menciptakan konten yang menginspirasi dan mendidik generasi muda tentang nilai-nilai Pancasila.
5. Kerjasama antara Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat:
Kerjasama yang baik antara sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila diterapkan secara konsisten di berbagai lingkungan.
6. Membiasakan 7 Pilar Anak Indonesia Hebat:
Terkait adanya slogan diatas, bahwa untuk mewujudkan Indonesia maju menuju Indonesia Emas 2045 Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) meluncur kebijakan strategis yang mengedepankan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat.
Kita diwajibkan untuk menanamkan karakter menuju indonesia emas, dengan melakukan rutinitas sebagai berikut :
1. Bangun pagi.
2. Beribadah.
3. Berolahraga.
4. Gemar belajar.
5. Makanan minuman sehat dan bergizi.
6. Bermasyarakat.
7. Tidur cepat.
Dalam menghadapi tantangan pada saat ini sangat penting untuk mengintegrasikan berbagi solusi serta membiasakan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat. Agar menjadi individual yang religius, bermoral, sehat, cerdas dan membentuk karakter generasi emas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI