Guru harus mampu menyampaikan bahwa segala aspirasi dan kehendak yang terkait urusan negara dan masyarakat dapat disampaikan atau dirubah melalui saluran yang disepakati dan diakui secara sah oleh negara melalui undang-undang, bukan melalui cara-cara yang sifatnya in-konstitusional.
Bahwa siswa juga merupakan objek dari politik juga harus disampaikan oleh guru kepada siswa, sehinga konsekuensi bisa dipahami dengan baik dan efeknya adalah terbentuknya masyarakat yang mempunyai kesadaran baik terhadap politik yang diwujudkan dengan naiknya partisipasi politik.Â
Kita tentunya tidak menginginkan munculnya kelompok masyarakat yang cuek terhadap politik, namun bersuara paling keras terhadap proses jalannya pemerintahan dan negara.
Dan hasil tertingi dari pendidikan politik adalah terbentuknya kesadaran bahwa politik itu merupakan hak dan kewajiban yang harus dijalankan secara benar dan  bermartabat. Bahwa hak berdampingan dengan kewajiban, dan pilihan akan memunculkan konsekuensi (tanggung jawab).
Disinilah pentingnya peran guru dalam pendidikan politik. Dan pendidikan politik tentulah berbeda dengan (aktifitas) politik praktis. Pendidikan politik bertugas menyiapkan generasi penerus dengan pemahaman politik yang benar dan baik, sedangkan politik praktis terkait dari usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H