Keempat corak ini hadir secara subyektif sebagai bentuk wujud pengalaman hidup manusia. Ada bagian kehidupan yang berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, ada bagian yang tetap ada sejak dahulu sampai saat ini, Ada pula pola-pola peristiwa yang berulang serta tentunya ada  perbedaan antara dulu dan sekarang.
Ke empat pola tersebut bisa berwujud positif dan juga bisa berwujud negatif, tergantung bagaimana manusia menjalani kehidupannya. Dan sekarang setelah kita setelah tiga ratus enam puluh lima hari di 2018, apakah kita akan menjalani tahun 2019 dengan hal-hal positif sebagai wujud rasa syukur atas anugerah waktu yang diberikan dan menjadikan kita lebih baik, atau kembali menghabiskan energi (dan waktu) untuk hal-hal yang tidak memberikan makna apa-apa?
Apakah daftar resolusi yang dibuat telah dipenuhi tanda checklist hijau, atau kembali menjadi sederet daftar yang tidak mengalami proses apapun. Perayaan telah usai, do'a-do'a harapan dan dzikir telah usai dipanjatkan, saatnya menghadapi kenyataan bahwa kehidupan (waktu) tidak pernah berhenti atau memberi toleransi atas perayaan dan kegembiraan yang dilakukan.
Selama kita menemukan matahari bersinar, srta paru-paru yang dipenuhi oksigen pada saat pagi, maka yakinlah bahwa masa depan akan terbentang cerah. Dan bangun lebih pagi untuk memulai aktifitas kebaikan adalah salah satu cara terbaik untuk bergembira atas perputaran waktu.
Banjarmasin, 1 Januari 2019
Ditulis sebagai renungan atas pengalaman pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H