Spirit inilah yang menjadi POV dalam melihat semangat memajukan sektor ekonomi kita, khususnya tata kelola sawit Indonesia.
"Enggak perlu takut deforestasi" dalam konteks perang dagang harus menjadi semangat bersama, seluruh elemen bangsa, untuk lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas tata kelola sawit yang lebih baik dan berkelanjutan.
Menjaga kebun sawit sebagai asset berarti menjaga agar tidak dikelola secara asal-asalan dan memicu bencana lain seperti kebakaran hutan dan lahan. Termasuk menerapkan standar keberlanjutan yang diakui internasional, seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Bagaimana jika negara Uni-Eropa tidak mau beli ?
Maka diversifikasi pasar ekspor bisa kita tempuh untuk mengurangi dominasi Uni-Eropa. Upaya membangun branding produk sawit Indonesia sebagai produk berkelanjutan dan berkualitas dapat memperkuat persatuan nasional dalam menghadapi tantangan global.
Ekonomi Pancasila dalam perdagangan global kelapa sawit Indonesia menekankan pada keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan pendekatan berbasis nilai Pancasila, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi kelapa sawit untuk kesejahteraan rakyat, memperkuat posisi di pasar global, dan menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Melalui POV ini, semoga Indonesia dapat menciptakan posisi yang lebih seimbang dalam perdagangan global produk kelapa sawit, dengan tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, khususnya hutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H