Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketangguhan Perempuan Lembah Napu dalam Secangkir Sarabba

13 September 2024   21:54 Diperbarui: 10 Desember 2024   10:57 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan di Sulawesi Tengah memiliki peran utama dalam mempertahankan resep tradisional Sarabba. Resep minuman ini biasanya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, di mana para ibu mengajarkan kepada anak perempuan mereka cara memilih bahan-bahan berkualitas serta teknik pembuatan yang tepat. Pengetahuan ini tidak hanya meliputi proporsi bahan, tetapi juga cara mengolah jahe, memadukan rempah-rempah, serta teknik memasak yang memastikan rasa dan khasiat minuman ini tetap terjaga.

Banyak perempuan yang memegang pengetahuan ini karena mereka juga sering terlibat dalam penanaman dan pengolahan bahan-bahan rempah baik di pekarangan rumah ataupun lahan agroforestri.

Sambil mengaduk-ngaduk rebusan jahe di wajan besar saya mendengar cerita dari kelompok perempuan Desa Sedoa.

"Sehari-hari ibu-ibu disini juga ikut ke kebun dan sawah. Ini dilakukan setelah memasak dan menyiapkan keperluan untuk keluarga di rumah pagi harinya." Ujar ibu Marni ketua Kelompok Perempuan disusuli sautan menyiyakan dari ibu-ibu yang lain.

"Pulang dari sawah atau ladang tentu masih ada pekerjaan lain yang siap menunggu." Batin saya sambil terus mencoba mengaduk-aduk rebusan jahe yang telah digiling sebelumnya.

Menjemur kopi Robusta Napu (dokpri)
Menjemur kopi Robusta Napu (dokpri)

Perempuan di Sulawesi Tengah memainkan peranan sentral dalam pengelolaan agroforestri, terutama di daerah pedesaan. Mereka tidak hanya terlibat dalam aktivitas penanaman dan pemeliharaan tanaman, tetapi juga bertanggung jawab atas pengelolaan rumah tangga dan penggunaan sumber daya alam untuk kebutuhan sehari-hari.

Penelitian oleh Sudirman dan Nurjannah (2018) mengungkapkan bahwa perempuan berperan dalam pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam, terutama tanaman pangan dan obat-obatan, serta dalam pemeliharaan lahan yang berkelanjutan. Dalam banyak kasus, perempuan mengambil keputusan terkait jenis tanaman tumpangsari yang dapat menambah pendapatan keluarga sambil mempertahankan keberlanjutan lahan.

Kopi Lembah Napu (dokpri)
Kopi Lembah Napu (dokpri)

Saat di mengunjungi beberapa desa di Lembah Napu, saya melihat peran perempuan yang turut serta dalam mengelola tanaman rempah-rempah  dan agroforestri kakao, kopi, pohon leda, mahoni dan kemiri, yang merupakan tanaman bernilai ekonomi tinggi.

Perempuan juga tidak sedikit yang turut dalam pengolahan lanjutan pasca panen, seperti penjemuran dan bahkan hingga pengolahan lebih lanjut menjadi barang jadi seperti Sarabba instan yang mereka pasarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun