Biji kopi Robusta pilihan yang diproses oleh petani agroforestri Hutan Kemasyarakatan (HKm) di lereng hutan lindung Bukit Daun, Desa Tebat Pulau, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. 100% dari greanbean fine robusta.
Kopi ini tumbuh diatas ketinggian 900-1300 mdpl dan dikembangkan oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Register Lima.
"Hadirnya produk ini dalam upaya menggapai kesejahteraan petani" begitulah tagline yang diusung oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Dari kawan yang di Bengkulu, yang berprofesi sebagai dosen pengajar di sebuah kampus negeri ini, diceritakan bahwa ekonomi masyarakat di desa mulai bangkit setelah mengembang kopi agroforestri ini. Bahkan gubernur turut melepas pemasaran hasil perhutanan sosial untuk sebuah perusahaan produsen kopi dari para petani yang tergabung dalam KUPS.
Pendampingan yang dilakukan tampaknya membuahkan hasil. Â Hal ini saya ketahui saat membuka facebook yang dimiliki KUPS RegisterLima.
Fine Robusta Ds.Tebat Pulau, Kec. Bermani Ulu mewakili Kabupaten Rejang Lebong mendapatkan juara 1 Kategori Robusta dalam ajang WE (Wiliam Edison Coffe) Kopi Kolaborasi yang di laksanakan di Bali, dan menjadi satu satu nya komoditi Robusta yang mendapatkan juara 1 Se-Indonesia.
Ini merupakan salah satu bukti nyata bahwa kualitas kopi di Rejang Lebong khususnya Ds.Tebat Pulau sudah tidak di ragukan lagi di nasional, semoga dengan adanya penghargaan ini para Petani di Rejang Lebong bisa menentukan harga dengan kualitas kopi yang mereka miliki.
Semoga tetap lestari. Lestari alamnya. Lestari petani hutannya.
Terimakasih om Oktoyoki untuk kopinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H