Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ironi Negeri: Kehilangan Berkah Karena Food Loss and Food Waste

15 Juni 2023   19:24 Diperbarui: 15 Juni 2023   19:50 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahu gejrot (Dokumen Pribadi)

Kalau ada yang meributkan berat badanmu, jawab saja karena kamu tidak mau menyisakan sampah sisa makanan. Sedang mensukseskan target mengurangi food loss and food waste, sehingga makanan yang disajikan harus dikonsumsi secara bertanggung jawab.

Ini mulai serius. Mengutip sebuah kajian yang dilakukan oleh Bappenas (2021), disebutkan bahwa sepertiga dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia, hilang atau terbuang antara proses panen dan proses konsumsi, yang dikenal sebagai food loss and waste (FLW).

Definisi food loss (FL) dan food waste (FW) serta lingkup rantai pasok pangan dalam kajian ini mengacu pada definisi dari FAO, dengan tidak menyertakan penurunan kualitas pangan. Rantai pasok makanan dalam kajian ini terdiri dari lima tahap, yaitu : Produksi; Pemrosesan dan Pengemasan; Pascapanen dan Penyimpanan; Distribusi dan Pemasaran; dan Konsumsi.

Food loss adalah Penurunan kuantitas pangan yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan pemasok makanan dalam rantai makanan, tidak termasuk ritel, penyedia layanan makanan dan konsumen. Sedangkan food waste adalah Penurunan kuantitas pangan yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan pengecer, layanan makanan dan konsumen.

Titik kehilangan kritis di mana timbulan FLW paling besar terjadi yaitu pada tahap konsumsi, dengan timbulan food waste sebesar 5--19 juta ton/tahun. Jika ditinjau dari sisi jenis pangan, timbulan FLW terbesar yaitu dikontribusikan oleh sektor tanaman pangan, tepatnya dari padi-padian, yaitu sebesar 12-21 juta ton/tahun. Sementara untuk jenis pangan yang paling tidak efisien yaitu sektor hortikultura terutama sayur-sayuran -- di mana kehilangannya mencapai 62,8% dari seluruh suplai domestik sayur-sayuran yang ada di Indonesia.

Besarnya timbulan FLW di Indonesia pada tahun 2000 -- 2019 yang mencapai 23--48 juta ton/tahun berdampak pada terjadinya kehilangan ekonomi yaitu sebesar 213--551 triliun rupiah/tahun atau setara dengan 4%-5% PDB Indonesia/tahun. Terdapat kemungkinan bahwa potensi kehilangan ekonomi tersebut bernilai lebih besar, dikarenakan data yang digunakan dalam perhitungan kehilangan ekonomi menggunakan data harga pangan yang tersedia yaitu 64-88 komoditas dari total 146 komoditas yang terdapat di NBM. Tahapan rantai pasok yang menyebabkan terjadinya kehilangan ekonomi terbesar terdapat pada tahapan food waste yaitu sebesar 107--346 triliun rupiah/tahun.

Timbulan FLW di Indonesia sebesar 23--48 juta ton/tahun pada tahun 2000-2019 menyebabkan terjadinya kehilangan kandungan zat gizi. Kajian ini meninjau kehilangan kandungan gizi dari FLW tersebut khususnya untuk kandungan energi, protein, vitamin A, dan zat besi (Tabel A). Kandungan energi yang hilang adalah sebesar 618--989 kkal/kapita/hari atau setara dengan kebutuhan energi sekitar 61--125 juta rata-rata orang Indonesia (29--47% populasi Indonesia).

Dengan jumlah orang defisit kandungan energi di Indonesia sebesar 45,7% populasi, hal ini berarti 62-100% populasi defisit kandungan energi dapat dicukupi kandungan energinya dari FLW layak makan yang hilang. Kandungan protein yang hilang dari FLW adalah sebesar 18--32 gram/kapita/hari atau setara dengan kebutuhan protein 68--149 juta rata-rata orang per tahun (30-50%populasi Indonesia).

Dengan jumlah orang defisit protein di Indonesia sebesar 36,1% populasi, hal ini berarti 91-100% populasi defisit kandungan protein dapat dicukupi kandungan proteinnya dari FLW layak makan yang hilang.

Kehilangan vitamin A yang hilang dari FLW adalah sebesar 360--953 Ug RE/kapita/hari yang setara dengan kebutuhan vitamin A 134--441 juta orang per tahun (63-166% populasi Indonesia). Kandungan zat besi yang hilang dari FLW yaitu sebesar 4--7 mg/kapita/hari atau setara dengan kebutuhan zat besi 96--189 juta orang per tahun (46--72% populasi Indonesia).  Dengan jumlah ibu hamil defisit zat besi di Indonesia sebesar 40,9% populasi, hal ini berarti 100% populasi ibu hamil defisit kandungan zat besi dapat dicukupi kandungan zat besinya dari FLW layak makan yang hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun