Nama kecamatan Rumpin mungkin selama ini kurang populer di telinga masyarakat. Namun sejak dikunjungi oleh Presiden RI dan dibangunnya nursery center, tampaknya nama Rumpin kerap muncul di berbagai media.
Jika sebelumnya, Rumpin identik dengan jalanan berdebu dan berlubang lantaran kerap dilalui truk-truk angkut galian pasir dan batu. Saat ini wilayah Rumpin lebih dikenal setelah memiliki hamparan pusat persemaian dimana jutaan bibit pohon dihasilkan.
Tidaklah sulit untuk mencapai lokasi persemaian ini dari Jakarta. Cukup buka google maps lalu ketik Pusat Persemaian Rumpin. Maka kita akan diarahkan melewati rute terbaik dengan melewati daerah Parung, Bogor atau melalui daerah Cisauk, Tangerang.
Dari beberapa catatan, konon nama Rumpin berasal dari kata Rumpun. Dahulunya wilayah Rumpin kaya akan rumpun bambu dan sudah menjadi komoditas perekonomian masyarakat disana. Dulunya rumpun bambu ini dipanen dan dikirim dengan cara dihanyutkan di Kali Cisadane menuju Tangerang dan wilayah Jakarta Bagian Barat. Namun ada juga cerita yang menyebutkan bahwa nama Rumpin merupakan kepanjangan dari "Rumah Pemimpin" yang memiliki makna bahwa tanah Rumpin adalah tempat kumpulnya para pemimpin atau daerah yang menghasilkan para pemimpin.
- Dari Rumpin untuk Komitmen Global
Untuk menghadapi krisis akibat dampak perubahan iklim yang saat ini telah menjadi isu utama di kancah global, Presiden RI telah menargetkan pembangunan pusat persemaian di berbagai wilayah di Indonesia. Penyediaan bibit dari pusat persemaian untuk penghutanan kembali akan menjadi salah satu langkah konkret Indonesia dalam meningkatkan aksi mitigasi guna menekan laju perubahan iklim.
Saat ini Pemerintah dengan melibatkan Swasta melalui skema Public Private Partnership tengah membangun 9 pusat persemaian. Terdapat 5 Pusat Persemaian yang saat ini dibangun di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan 4 Pusat Persemaian lainnya berada di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan di Jawa Barat, yaitu Rumpin. Selain membangun Pusat Persemaian, Pemerintah juga telah memiliki persemaian permanen yang dikelola oleh KLHK melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) selaku Unit Pengelola Teknis yang tersebar di berbagai daerah.