Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rumah Cokelat di Kota Palu: Potret Konservasi Cagar Biosfer

18 Juni 2022   16:14 Diperbarui: 18 Juni 2022   16:18 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sembilan dari sepuluh orang menyukai cokelat. Orang yang kesepuluh biasanya berbohong."

Siapa yang tidak suka cokelat ? Cobalah menikmatinya. biarkan meleleh perlahan di lidah Anda.

Ketika Anda tidak memiliki kata-kata, cokelat dapat berbicara banyak.

Begitulah yang Saya rasakan saat mengunjungi pusat oleh-oleh cokelat UKM di Kota Palu yang bernama Rumah Cokelat tepatnya di Jalan Setiabudi Nomor 18 Kota Palu.

Berbagai koleksi cokelat yang diolah langsung dari Kakao asli bumi Sulawesi Tengah disajikan disini.

Satu varian cokelat langsung saya comot dan buka ditempat untuk langsung saya nikmati. "Nanti saja bayarnya".

dokpri
dokpri

Sulawesi Tengah memang merupakan salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia. Bahan pembuatan cokelat ini merupakan komoditas unggulan petani di seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah.

Melangsir data Kementerian Perindustrian, bahwa produksi kakao petani Sulteng setiap tahunnya mencapai 250 ribu ton. Salah satu daerah di Sulawesi Tengah yang menjadi penghasil kakao terbanyak adalah Kabupaten Parigi Moutong. Produksi komoditi kakao di daerah itu mencapai 69.704 ton per tahun.

dokpri
dokpri


Kakao dari petani Sulawesi Tengah selama ini sudah banyak diekspor ke berbagai negara di kawasan Asia, Amerika maupun Eropa dengan menghasilkan devisa cukup besar bagi negara.

Saat saya menulis cerita tentang Cokelat ini pun sembari santai mengunyah cokelat coffee yang tadi saya beli di Rumah Cokelat, Palu.

Manis tapi ada pahit-pahitnya sedikit. Ini benar-benar cokelat aseli.

dokpri
dokpri


"Cokelat-cokelat ini adalah olahan langsung dari hasil agroforestri para petani di Cagar Biosfer Lore Lindu" terang kak Fae saat di rumah cokelat.

Logo Cagar Biosfer Lore Lindu terpasang hampir pada semua varian cokelat yang disajikan di Rumah Cokelat.

"Logo Cagar Biosfer ini juga memberi nilai tambah bagi Petani. Artinya kakao yang dikembangkan secara agroforestry dan berkelanjutan. Bahkan cokelat Cagar Biosfer bahkan pernah dipamerkan sampai ke Dubai" pungkasnya lebih lanjut. 

dokpri
dokpri

Mengunjungi rumah cokelat di Palu adalah ibarat pintu masuk yang manis bagi saya sore ini. Bersama Tim dari GIZ TC saya akan melihat lebih dekat upaya konservasi di Cagar Biosfer Lore Lindu. Bicara Konservasi tentunya adalah tentang Pengawetan, Perlindungan dan juga Pemanfaatan.


Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program Man and The Biospher (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan atas upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.


Usulan penetapan Cagar Biosfer diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam jaringan dunia. Demikian disebutkan oleh laman man and the biospher (MAB) UNESCO yang saya kutip dari laman LIPI.

dokpri
dokpri

Cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan berkelanjutan pada tingkat regional.

Pengelolaan Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu area inti (Core Area), zona penyangga (Buffer zone), dan area transisi (Transition zone).

Salah satu Cagar Biosfer di Indonesia adalah Cagar Biosfer Lore Lindu dengan Taman Nasional Lore Lindu sebagai zona intinya.

dokpri
dokpri

Potret kebermanfaatan Cagar Biosfer ini bisa kita lihat dari produksi cokelat agroforestry yang disajikan di rumah Cokelat.

Untuk harga relatif standar tidak terlalu mahal menurut saya. Rata-rata sekitar 18K sampai 30K, bahkam ada yang 5K seperti yang saya pegang ini.

dokpri
dokpri

Jika anda berkunjung ke Palu pastikan Anda ke Rumah Cokelat sebelum beranjak pulang.

Cokelat adalah kebahagiaan yang bisa kamu makan dan bagikan.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Cerita & Foto : Khulfi M K

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun