Kakao dari petani Sulawesi Tengah selama ini sudah banyak diekspor ke berbagai negara di kawasan Asia, Amerika maupun Eropa dengan menghasilkan devisa cukup besar bagi negara.
Saat saya menulis cerita tentang Cokelat ini pun sembari santai mengunyah cokelat coffee yang tadi saya beli di Rumah Cokelat, Palu.
Manis tapi ada pahit-pahitnya sedikit. Ini benar-benar cokelat aseli.
"Cokelat-cokelat ini adalah olahan langsung dari hasil agroforestri para petani di Cagar Biosfer Lore Lindu" terang kak Fae saat di rumah cokelat.
Logo Cagar Biosfer Lore Lindu terpasang hampir pada semua varian cokelat yang disajikan di Rumah Cokelat.
"Logo Cagar Biosfer ini juga memberi nilai tambah bagi Petani. Artinya kakao yang dikembangkan secara agroforestry dan berkelanjutan. Bahkan cokelat Cagar Biosfer bahkan pernah dipamerkan sampai ke Dubai" pungkasnya lebih lanjut.Â
Mengunjungi rumah cokelat di Palu adalah ibarat pintu masuk yang manis bagi saya sore ini. Bersama Tim dari GIZ TC saya akan melihat lebih dekat upaya konservasi di Cagar Biosfer Lore Lindu. Bicara Konservasi tentunya adalah tentang Pengawetan, Perlindungan dan juga Pemanfaatan.
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program Man and The Biospher (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan atas upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.
Usulan penetapan Cagar Biosfer diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam jaringan dunia. Demikian disebutkan oleh laman man and the biospher (MAB) UNESCO yang saya kutip dari laman LIPI.