Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Potensi Obat Corona Ada di Hutan?

21 Maret 2020   15:03 Diperbarui: 22 Maret 2020   22:24 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke masalah Corona yang konon mutasi virus ini juga berasal dari kelelawar, bisa jadi penawarnya ada pada sistem tempat kelelawar itu hidup alami, mencari makan, tinggal dan bercengkrama, yaitu hutan.

Sebagai ekosistem, hutan juga merupakan sumber bahan baku obat yang potensinya luar biasa. Salah satunya sebut saja Gaharu.

Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari genus Aquilaria. Jika dulu pohon ini banyak diburu di alam, sekarang sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat sekitar hutan.

Gaharu sebenarnya adalah respon dari mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka pada pohon inang. Luka ini dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian. Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman Aquilaria spp dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen.

Resin gaharu ini lah yang berharga tinggi dan bernilai ekspor sebagai bahan baku parfum wewangian,  obat dan kosmetika.

Kini kayu gaharu tidak hanya untuk diambil bagian gubalnya dan minyaknya yang bernilai tetapi juga air destilasinya juga dimanfaatkan.

Khasiat Gaharu luar biasa. Gaharu adalah antibodi alami yang terbetuk dari ekosistem. Mungkin saja Gaharu juga bisa untuk menangkal virus Corona. Karena proses terbentuknya juga hampir-hampir mirip, tapi tentu perlu penelitian lebih lanjut.😃

Salam sustainable ☕

Khulfi M. Khalwani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun