Keberadaan pohon diyakini dapat meningkatkan proses terserapnya air kedalam tanah karena keberadaan akar, serasah dan mikroorganisme lainnya pada tanah mampu menyerap air serta turut meningkatkan porositas tanah. Air tersebut diserap dan juga disimpan oleh tanaman. Pada pohon tertentu air hujan juga sebagian tertahan di tajuk dan tidak semuanya jatuh atau mengalir ke tanah.
Selain menyerap ternyata pohon juga menghasilkan. Acap kali pohon di ibukota dianggap menyumbang sampah dedaunan, ranting dan serasah. Pendekatan ruang terbuka hijau di Jakarta mungkin bisa menjadi solusi yang terintegrasi dengan pembangunan pusat daur ulang sampah organik di Jakarta. Petugas kebersihan bisa ditambah dengan petugas pilah sampah. Dalam konteks sirkular ekonomi, tentu akan sangat menguntungkan jika kompos yang dihasilkan juga bisa dipasarkan.
Tiada kerugian yang diberikan oleh pohon selama kita tetap memperhatikannya. Tidak jarang pula pohon dianggap membawa musibah karena rawan roboh dan tumbang. Pada periode tertentu pohon memang perlu pemangkasan dan sampahnya bisa dimanfaatkan. Maraknya paku-paku reklame liar yang menancap dan melukai batang-batang pohon di Jakarta perlu ditertibkan.
Setelah pohon plastik, polutan udara dan banjir ibukota, belum lama ini juga ramai pemberitaan tentang pohon-pohon yang ditebangi di kawasan Monas.
Ketelanjuran yang mungkin sudah dilakukan terhadap pohon-pohon itu sebaiknya bisa diperbaiki dengan upaya penanaman kembali. Tidaklah sulit untuk mengadakan bibit dan menanam pohon -- pohon di Ibukota yang kaya raya ini. Bahkan hanya dengan melampirkan fotokopi KTP, masyarakat bisa memperoleh bibit pohon gratis dari beberapa persemaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kembali soal pohon. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyalahkan siapapun. Hanya sedikit membahas tentang pohon yang sebenarnya untuk Jakarta. Semoga kita semua bisa lebih care dan respect terhadap pohon. Lets make Jakarta our garden.
Khulfi M. Khalwani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H