Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menumbuhkan Cinta dan Geliat Ekonomi di Mangrove Borneo

27 Juni 2018   19:43 Diperbarui: 28 Juni 2018   17:49 3013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat yang bermukim sejak tahun 1961 di Teluk Pangkul mulai beralih ke Teluk Semanting pada tahun1974. Karena tanahnya juga subur, selain berprofesi nelayan dan mengolah hasil ikan, masyarakat juga banyak yang melakukan aktivitas pertanian.

Menjelang siang kami melanjutkan eksplorasi ke kampung Batu Batu. Rumah-rumah penduduk memanjang di tepi Sungai. Disini kami berkunjung ke rumah kepala kampung untuk ramah tamah.

dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi
"Rata-rata pemuda disini bekerja di dermaga muat batu bara atau pabrik. Sebagian besar juga nelayan. Sedangkan kaum perempuan lebih banyak di rumah dan bekerja menganyam atap dari daun nipah," ujar Kepala Kampung.

Atap daun nipah digunakan untuk berbagai keperluan seperti peternakan, warung, dll. Oleh pengumpul per lembarnya diambil dengan harga Rp 1200,- dan dijual ke Tanjung Redep seharga Rp 1500,- Selain dijual ke luar, atap ini juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Delta Muara Berau.

Perjalanan saya ke Delta Berau tampaknya harus diakhiri di desa Batu batu. Sebelum sore kami kembali ke Tanjung Redep. Beberapa ekor bekantan tampak berkumpul dan bermain di atas pohon yang tersisa.

Di Tanjung Redep saya bertemu dengan Pak Harri Kuswondho sebagai District Manager dari kegiatan Forclime FC untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan mangrove di Kabupaten Berau. Dia menjelaskan bahwa program Demontration Activity di Delta Berau adalah untuk perlindungan hutan mangrove dan perbaikan mata pencaharian penduduk lokal.

"Tiap desa memiliki ciri ekonomi tersendiri. Kami akan dukung dengan berbagai investasi program yang ramah lingkungan. Tambak yang sudah eksisting ada, akan kita kembangkan secara intensif denga pola silvofishery. Pada lahan-lahan kritis kita akan ajak masyarakat untuk membangun persemaian dan menanaminya. 

Skema perhutanan sosial akan kita kembangkan. Kita akan mendampingi masyarakat. Ekonomi masyarakat akan kita dukung dengan berbagai jenis usaha yang sesuai dengan keinginan dan kemauannya. Tujuannya agar tekanan terhadap hutan mangrove semakin berkurang." 

Sangat menarik mendengar cerita Pak Harri tentang upaya membangun kembali hutan dengan tetap memberikan nilai tambah bagi masyarakat di pesisir Berau. Sayang cerita saya kali berakhir disini. Sebuah cerita cinta dari tepian yang kadang terlupakan. Konservasi pesisir yang menopang kehidupan.

langitborneo@gmail.com

dok. pribadi
dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun