Riang tawa berbalut keakraban seakan menjadi inti dari acara pada Sabtu pagi yang sedikit mendung (17/2/2018) di Kantor Kecamatan Muara Gembong. Lokasinya kurang dari 2 jam perjalanan ke arah utara dari kota Bekasi. Dimotori alumni Fakutas Kehutanan IPB angkatan 27 dan 18, dengan melibatkan angkatan lainnya, mereka datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang bahkan Sumedang untuk penanaman mangrove.
"Kecamatan Muara Gembong ini terluas di Kabupaten Bekasi, dan terdiri dari 6 desa yaitu: Desa Pantai Harapan Jaya, Jayasakti, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, Pantai Bakti, dan Pantai Mekar. 5 Desa berbatasan lagsung dengan pantai. Lokasi yang akan kita tuju untuk penanaman nanti bertempat di Desa Pantai Bahagia. Jadi kedatangan bapak-ibu dan adek-adek kesini wajib bahagia." Tuturnya lebih lanjut.
Selain diikuti alumni angkatan 27 dan 18, tampak juga yang hadir diantaranya Dekan Fakultas Kehutanan IPB (kang Rinekso Sukmadi), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KLHK (kang Helmi Basalamah), Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK (kang Agus Justianto), Direktur Operasional Perum Perhutani (kang Hari Priyanto), Kepala Divisi Regional Jawa Barat (kang Andi Purwadi) serta beberapa Alumni IPB dari DPC HA IPB kota Bekasi.
Kawasan hutan mangrove Muara Gembong merupakan bagian rangkaian ekosistem mangrove di pesisir utara Teluk Jakarta, yang membentang dari Tanjung Pasir di Tangerang-Banten, hingga ke ujung Karawang. Eksositem mangrove di Muara Gembong telah mengalami degradasi.
Pada awalnya, luas hutan mangrove alami di Muara Gembong 10.480 hektar. Namun kini luas tutupan hutan sangat berkurang. Sekitar 90% telah alihfungsi menjadi tambak dan lahan pertanian masyarakat.
Dari penelusuran literasi yang ada, Menurut penelitian Ambinari (2016), Perhutani bersama Pemda Kabupaten Bekasi telah menandatangani Surat Perjanjian Nomor 95/EK/SPK/EK/28.26.3/VII/1985 dan Nomor 09.7/BGR/ III th 1985 tentang Kerja Sama Pengamanan, Pelestarian dan Pemanfaatan Hutan Bakau di Pantai Utara Kabupaten Bekasi. Kesepakatan ini tampaknya tidak berjalan, yang ditandai dengan kerusakan di hutan mangrove Muara Gembong yang terus terjadi.
"Sebanyak 2718 batang sudah kami tanam dengan melibatkan tenaga masyarakat lokal, yaitu kelompok tani yang ada di Desa Pasir Bahagia. Hari ini kita kesanaa hanya memasang barcode pada tiap ajir atau batang sebagai penanda bibit yang kita tanam" ujar  kang Apep (ketua angkatan 27) menjelaskan.
Menjelang siang seluruh peserta berjalan bersama menuju sungai Citarum. 2 perahu kayu yang besar telah menunggu. Hujan gerimis yang mulai turun tampaknya bukan penghalang bagi semangat kebersamaan dalam rombongan ini. Tampak kang Helmi Basalamah begitu mantap menyanyikan lagu mars rimbawan diiringi kang Erik dengan gitarnya.
Perjalanan masih dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati tambak-tambak untuk udang dan bandeng. Sebuah Toilet umum telah dibangun oleh alumni Fahutan di desa ini.
Seluruh peserta yang hadir turut memasang barcode. Bahkan untuk alumni yang tidak sempat hadir juga dipasangkan barcode sebagai tanda turut partisipasi dalam mendukung acara ini.
Sempat ada keraguan karena tampaknya airnya dalam. Kepalang tanggung  juga sudah sampai sini, sayang tentunya jika tidak menceburkan diri. Sebagian besar peserta pun melompat ke tambak berlumpur yang akan diperkaya dengan tanaman mangrove jenis bakau. Termasuk saya. Bahkan ada seeorang anak yang digendong oleh ayahnya saat berenang diatas lumpur.
Guratan kepuasan dan keceriaan tampak jelas pada seluruh wajah peserta. Puas karena bisa berbuat positif untuk alam meskipun dalam hal yang kecil. Ceria karena karena semuanya dilakukan bersama kawan-kawan yang tercinta.
Hamparan tambak yang bersekat-sekat mengisyaratkan perlunya pola agrofisheri dikembangkan di tempat ini. Masyarakat termasuk pemodal tambak harus diwajibkan untuk menanam dan memelihara pohon jenis mangrove.
Nilai yang sebenarnya masih rendah bila dibandingkan jasa lingkungan yang diberikan ekosistem hutan mangrove. Sebuah ruang perdebatan antara fungsi lindung dan peningkatan Pendapatan Aseli Daerah (PAD) yang mungkin akan sangat panjang untuk diceritakan...
"Kalau kami kan sudah memulai, kalian-kalian lah yang melanjutkan. Kegiatan ini jangan hanya habis diangkatan kami ini." Jawab kang Deisman (E18) diiyakan oleh Kang Apep (E27).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H