Tidak selamanya target kunjungan turis atau wisatawan dapat menjadi indikator keberhasilan pengembangan destinasi pariwisata berbasis alam. Karena perlu dipahami bersama, Kawasan Pelestarian Alam yang menjadi destinasi pariwisata  juga memiliki batasan daya dukung dan daya tampung. Daya dukung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sedangkan daya tampung adalah kemampuannya untuk menyerap zat/ energi/ komponen lain yang masuk atau dimasukkan.
"Sejak kebijakan bebas visa diterapkan, dan rute penerbangan Manado -- China banyak dibuka, memang diakui kunjungan wisatawan mancanegara terutama dari tiongkok meningkat drastis. Bayangkan, cukup Rp 3 juta, kita bisa PP dari Manado ke Shanghai atau sebaliknya" ujar pak Ari Subiantoro selaku Kepala Balai Taman Nasional Bunaken pada kami siang itu di kantornya yang berlokasi di Jalan Raya Molas, Manado.
"Sering kami jumpai, turis asal tiongkok terkadang membawa lengkap peralatan masak. Jadi mereka justru masak disini. Maunya kami, mereka harusnya belanja dan beli segala sesuatu disini. Agar roda ekonomi lokal semakin berputar. Masalah klasik lainnya, surga di bumi Minahasa ini juga tak terlepas dari ancaman sampah. Semakin banyak kunjungan memang devisa meningkat, tapi kuantitas sampah ke laut  juga meningkat," tuturnya lebih lanjut.
Kawasan Bunaken di teluk Manado ditunjuk sebagai taman nasional sejak tahun 1991 dan ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1995. Taman nasional yang berada di wilayah perairan segitiga emas ini, sangat kaya akan terumbu karang dan ikan-ikan eksotis yang menjadi daya tariknya. Dengan  luas 75.265 ha, pada kawasan ini terdapat 5 pulau yang termasuk dalam taman nasional ini yaitu Pulau Naen, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, dan Pulau Mantehage beserta anak pulau yang ada di sekelilingnya.
Waktu yang tepat untuk pergi ke Pulau Bunaken adalah pada bulan Mei sampai Agustus. Pada bulan tersebut ombak dan arus air cukup tenang. Pengunjung bisa menikmati
diving maupun snorkling dengan kondisi air yang jernih dan  suhu udara juga relatif hangat.
"Tepat sekali, kali ini kami datang saat bulan Juni" batinku.
Benar saja, saat
speadboat kami merapat di dermaga Pulau Bunaken, terik matahari seakan terlupakan. Lautan luas menarik tubuh kami seolah menciptakan gaya gravitasi tersendiri. Jangan pusing jika tidak membawa peralatan
diving atau
snorkeling,. Di dermaga ini, selain  pedagang cinderamata dan oleh-oleh, juga banyak yang menyewakan peralatan dengan harga yang standar.
Sangat mudah menuju Bunaken, dari Bandara Samratulangi Manado kita bisa langsung menuju Pasar Bersehati, Marina, dan Pelabuhan Manado. Darisana kita bisa memilih berbagai moda transportasi baik spedboat atau kapal nelayan. Waktu tempuh rata-rata tidak sampai setengah jam. Jangan khawatir untuk mencari penginapan di Bunaken, karena banyak homestay yang tersedia disini dengan berbagai variasi fasilitas. Pastikan anda membawa uang tunai.
Ekosistem Bunaken tidak hanya memiliki laut dan terumbu karangnya, tetapi juga hutan bakau, pesisir dan hutan dataran rendah di pulaunya. Jika ingin rehat bermain di laut kita bisa treking di jalur yang sudah ada.
Menurut juru mudi speadboat, terdapat banyak titik penyelaman yang akan membuat kami berdecak kagum, yaitu: Bunaken Timur, Mandolin, Reruntuhan Kapal, Tanjung Kopi, Tembok lekuan dan Puncak Barakuda. Namun hari ini kami hanya ingin
snorkelingdi bagian barat pulau Bunaken.
Terdapat bagian dari terumbu karang yang rusak dan direhabilitasi, namun keindahan masih bisa terlihat pada beberapa spot yang telah disediakan untuk snorkeling. Tampak jelas di dalam air batasan antara bagian ujung terumbu karang dengan bagian laut yang dalam. Sunyi dan menawan, saat kita membenamkan kepala  dan pasrah menikmatinya.
Lihat Travel Story Selengkapnya