Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengamati dari Dekat Sejarah dan Keunikan Balewiyata GKJW Malang

21 Februari 2024   13:49 Diperbarui: 23 Februari 2024   23:37 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kota Malang (Foto: Teopilus Tarigan/ Dokpri)

Ciri itu tetap bertahan sampai dengan saat ini. Salah satu hal yang mendukung GKJW tetap berkembang sebagai gereja gerakan warga adalah adanya ibadat patuwen (ibadat keluarga atau ibadat rumah tangga). Pada Gereja Batak Karo Protestan kegiatan ini disebut dengan Perpulungen Jabu-Jabu (PJJ).

Dalam ibadat rumah tangga ini warga jemaat saling memperhatikan dan saling menguatkan. Persekutuan dalam ibadat rumah tangga ini juga memupuk ikatan persaudaraan dan kekeluargaan di antara warga jemaat, selain untuk saling memelihara iman.

Istilah "struktur" dalam pelayanan di GKJW tidak begitu populer. Dari sudut gerejawi, istilah itu dipandang mengandung kelemahan yang mengandaikan adanya susunan hirarkhis, hubungan antara atasan dan bawahan.

Struktur dalam pelayanan GKJW merujuk pada semacam tata kerja roda organisasi bagaimana GKJW dijalankan. Struktur pelayanan itu tampak dalam 3 (tiga) bentuk persekutuan, mulai dari persekutuan se-tempat (persekutuan yang dewasa dari warga jemaat di suatu tempat yang mampu memenuhi panggilan dan melaksanakan kegiatan pelayanan, dengan penanggung jawab penataan dan pelayanannya disebut sebagai Majelis Jemaat), persekutuan se-daerah (persekutuan warga GKJW di dalam suatu daerah yang terdiri dari beberapa jemaat, dengan penanggung jawab penataan dan pelayanannya disebut sebagai Majelis Daerah), dan persekutuan se-jawa timur (persekutuan warga GKJW di seluruh Jawa Timur yang disebut GKJW, dengan penanggung jawab penataan dan pelayanannya disebut sebagai Majelis Agung GKJW).

Struktur di atas tidak bersifat hirakhis, Majelis Agung tidak lebih tinggi daripada Majelis Daerah dan Majelis Jemaat, atau sebaliknya. Satu sama lain berhubungan sebagai persekutuan yang menyatu dalam semangat "Patunggilan kang Nyawiji" yaitu Greja Kristen Jawi Wetan.

Mengamati dari dekat sejarah dan keunikan Balewiyata serta GKJW, meskipun sepintas, kita bisa melihat bagaimana jemaat bisa menghidupi iman tanpa perlu melepaskan tradisi dan budaya yang selama ini mewarnai kehidupannya. Sebab yang paling penting adalah moralitas baru yang bersumber dari kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang membuat jemaat bisa berkarya dan berguna bagi sesama dan alam ciptaan secara keseluruhan.

Kiprah pelayanan di GKJW juga menunjukkan bagaimana kearifan lokal bisa menjadi jembatan dan jalan perjumpaan masyarakat lintas iman. Di sana terlihat bahwa kreativitas dan inovasi tetap bisa hadir tanpa menghilangkan originalitas dan keunikan sebagai core value yang semakin dibutuhkan di masa depan.

Warga GKJW berdomisili di wilayah perkotaan dan pedesaan Jawa Timur mulai Ngawi di ujung barat sampai Banyuwangi di ujung timur. Saat ini jumlah warga GKJW diperkirakan berjumlah kurang lebih 150.000 jiwa, terhimpun dalam 180 majelis jemaat.

Ada lebih dari 180 pendeta GKJW tersebar melayani dalam pelayanan di jemaat, Kantor Majelis Agung, pelayanan di rumah sakit, perguruan tinggi, dan lembaga mitra baik dalam maupun luar negeri.


Rujukan: 1, 2, 3, 4, 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun