Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengamati dari Dekat Sejarah dan Keunikan Balewiyata GKJW Malang

21 Februari 2024   13:49 Diperbarui: 23 Februari 2024   23:37 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan studi banding PPWG GBKP ke Balewiyata GKJW, Malang, 8/1/2024 (Dok. Pribadi)

"Tidak penting apa pun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu." - K. H. Abdurrahman Wahid

Sekilas tentang GKJW

Baptisan Kudus pertama yang menjadi cikal bakal GKJW terjadi pada tanggal 12 Desember 1843 di Surabaya. Hal itu tercatat pada sebuah prasasti di halaman Kantor Majelis Agung Gereja Kristen Jawi Wetan, Jl. Sudanco Supriadi No. 18, Malang.

Prasasti Peringatan HUT ke-150 Tahun Baptisan Pertama Cikal Bakal GKJW (Dok. Pribadi)
Prasasti Peringatan HUT ke-150 Tahun Baptisan Pertama Cikal Bakal GKJW (Dok. Pribadi)

Sejak itu, jumlah jemaat terus bertambah hingga terbentuk persekutuan-persekutuan jemaat yang kemudian menyatukan diri dalam satu persekutuan gerejawi pada tanggal 11 Desember 1931 dengan nama "Pasamuwan-pasamuwan Kristen ing Tanah Djawi Wetan." Gubernur Jenderal Hindia Belanda memberikan pengakuan resmi persekutuan ini dengan nama "Oost-Javaansche Kerk." Kemudian berubah menjadi Greja Kristen Jawi Wetan dengan Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Protestan Departeman Agama Republik Indonesia pada tahun 1979.

GKJW berciri khas sebagai gereja teritorial, bukan kesukuan. Artinya bahwa keberadaannya hanya dibatasi di Jawa Timur. Tidak akan dijumpai adanya GKJW di luar Jawa Timur.

Tata dan Pranata GKJW menjelaskan bahwa "Greja Kristen Jawi Wetan adalah bagian dari Gereja yang Esa, yang dilahirkan, ditumbuhkan dan dipelihara oleh Tuhan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus di Jawa Timur." Jadi, sekalipun ada banyak (ratusan atau bahkan ribuan) warga GKJW berpindah tempat tinggal ke luar Jawa Timur, maka mereka akan menjadi anggota gereja di tempat di mana mereka tinggal.

GKJW tidak akan membuat cabang atau perwakilan di tempat itu, karena GKJW menghormati keberadaan gereja di tempat lain. Pertimbangan lainnya adalah karena akan timbul kendala teknis dalam pengaturan jemaat yang tersebar di tempat yang relatif amat jauh secara geografis.

Ciri khas lain yang juga menarik untuk diamati dari GKJW adalah sejak awal pertumbuhannya peranan kaum awam di GKJW sangat besar. Tokoh-tokoh yang menonjol dalam pertumbuhan GKJW bukanlah para teolog, bukan pula para pendeta atau Guru Injil yang telah dipersiapkan secara khusus, melainkan mereka adalah orang awam yang setia kepada perintah Injil.

Bersama Kiyai Pdt. Fajar yang berasal dari Madura, di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)
Bersama Kiyai Pdt. Fajar yang berasal dari Madura, di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)

Jemaat awam GKJW benar-benar dipanggil dan terpanggil berperan sebagai garam dan terang dunia (Injil Matius Pasal 5). Ayat ini dihayati sebagai jiwa kehidupan warga jemaat melalui cara hidup dan pergaulan jemaat dalam pemberitaan Injil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun