Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengamati dari Dekat Sejarah dan Keunikan Balewiyata GKJW Malang

21 Februari 2024   13:49 Diperbarui: 23 Februari 2024   23:37 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kota Malang (Foto: Teopilus Tarigan/ Dokpri)

Koridor yang menghubungkan ruangan-ruangan di gedung Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)
Koridor yang menghubungkan ruangan-ruangan di gedung Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)

Diskusi ringan bersama Ketua Majelis Agung GKJW, Pdt. Natael Hermawan Prianto, di Balewiyata Malang (Dokpri)
Diskusi ringan bersama Ketua Majelis Agung GKJW, Pdt. Natael Hermawan Prianto, di Balewiyata Malang (Dokpri)

Pada tahun 1963, berdasarkan Keputusan Sidang Majelis Agung GKJW, IPTh Balewiyata bergabung bersama Akademi Teologi Yogyakarta menjadi Sekolah Tinggi Teologia (STT) Duta Wacana di Yogyakarta, dengan kata lain eksistensi Balewiyata terkait dengan sejarah berdirinya UKDW Yogyakarta. Sejak saat itu, Balewiyata menjadi pusat pembinaan warga dan masyarakat sekaligus menjadi think tank teologi GKJW.

Balewiyata Malang yang menyelenggarakan pendidikan teologia bagi para pemuka umat dan pendeta sejak tahun 1927 bisa dibilang sebagai sekolah teologia pertama di Indonesia. Namun, penyelenggaraan sekolah teologia secara formal dalam jenjang pendidikan tinggi tercatat adalah Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta sebagai perguruan tinggi teologi tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 9 Agustus 1934 di Bogor dengan nama Hoogere Theologische School (HTS).

Potret sebuah sudut bangunan di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)
Potret sebuah sudut bangunan di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)

Menarik untuk diketahui bahwa Pdt. Dr. Andar Ismail, yang dikenal sebagai seorang teolog di Indonesia, penulis yang terkenal dengan buku-buku "Seri Selamat", pendeta di GKI dan juga dosen emeritus di STT Jakarta, tercatat pernah belajar teologi di Balewiyata.

Selain itu, mantan Presiden ke-4 Republik Indonesia yang juga seorang tokoh besar Nahdlatul Ulama, K. H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pernah mengajar di Balewiyata semasa hidupnya.

Saat tur keliling lokasi Balewiyata, kami mampir ke sebuah ruangan yang merupakan kamar kerja Gus Dur semasa menjadi pengajar di sini. Hingga kini ruangan ini masih aktif digunakan sebagai ruangan diskusi oleh para Gusdurian.

Berfoto di bekas kamar kerja Gus Dur di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)
Berfoto di bekas kamar kerja Gus Dur di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)

Bekas kamar kerja Gus Dur di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)
Bekas kamar kerja Gus Dur di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)

Semangat toleransi dan penghargaan terhadap pluralisme sangat terasa dalam GKJW menjalankan roda pelayanannya, termasuk dalam upaya-upaya pembinaan bagi tenaga-tenaga pelayan gerejanya. Bagaimana sikap saling menghormati dan sikap menghargai, kerja sama di antara kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik secara agama, politik dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun