Inilah latar belakang nama sajian ini disebut "cingcang" dalam bahasa Karo yang berarti "diiris tipis-tipis." Bagian tengah jantung pisang yang tidak bisa dikupas lagi pun turut diiris tipis-tipis;
- Haluskan cabe merah, cabe rawit, bawang merah, dan bawang putih. Untuk mendapatkan cita rasa tradisionalnya, alangkah lebih bagus bisa dihaluskan dengan ulekan, sehingga tekstur kulit cabe dan bawangnya masih agak kasar-kasar;
- Panaskan minyak goreng pada wajan. Setelah cukup panas masukkan cabe merah, cabe rawit, bawang merah, dan bawang putih yang sudah dihaluskan, lalu aduk-aduk merata pada wajan. Â Kemudian masukkan serai yang digeprek terlebih dahulu;
- Setelah aroma wangi menguar dari bumbu yang digoreng, lalu masukkan kikil yang sudah direbus hingga lembut sebelumnya, kemudian aduk-aduk hingga merata;
- Setelah seluruh bahan tercampur sempurna dan menguarkan aroma wangi, lalu tambahkan air dan biarkan hingga mendidih;
- Setelah air mendidih, lalu masukkan kacang hijau yang sudah direndam hingga lunak sebelumnya. Biarkan hingga kacang hijau lembut betul, hingga permukaan kulit kacang hijau tampak pecah-pecah;
- Kemudian, masukkan irisan jantung pisang, daun ubi, dan kecombrang, aduk hingga terendam dengan sempurna di dalam wajan, lalu tambahkan garam secukupnya. Tunggu hingga jantung pisang dan daun ubi melunak;
- Setelah itu tambahkan santan kental, atau perasan santan secukupnya. Bagi sebagian orang, terutama anak-anak, salah satu elemen yang paling memikat dari sajian ini adalah kuahnya, untuk itu kita bisa menakar volume kuah sayur ini saat menambahkan santan ke dalam wajan;
- Aduk-aduk permukaan santan dalam wajan agar santannya tidak pecah. Mengenai "santan pecah" sepertinya perlu dibahas tersendiri pada topik yang lain secara mendalam :);
- Menjelang sayur matang, tambahkan asam patikala yang sudah digeprek dan tomat yang sudah dibelah-belah. Ini adalah fase akhir untuk mengontrol keseimbangan rasa, antara asin dan asam, sebelum sajian diturunkan dari tungku.
Menambahkan asam akan mengurangi rasa asin pada masakan, jadi pada fase inilah juru masak menentukan apakah perlu menambahkan garam atau cukup. Sebab semua selera kembali kepada siapa yang memasaknya. - Cingcang jantung pisang, daun ubi, dan kacang hijau yang kaya manfaat pun siap disajikan di meja makan keluarga.
Manfaat Jantung Pisang, Daun Ubi, dan Kacang Hijau
Ngomong-ngomong soal manfaat jantung pisang, daun ubi, dan kacang hijau, dikutip dari berbagai sumber, ini beberapa di antaranya.
Jantung PisangÂ
Kandungan nutrisi pada jantung pisang meliputi air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, dan zat besi. Jantung pisang juga memiliki kandungan flavonoid, tanin, saponin, glikosida, steroid, dan etanol.
Dengan kandungan itu semua, jantung pisang bermanfaat mengatasi pembesaran prostat jinak, menangkal radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi udara, dan radiasi sinar ultraviolet oleh paparan cahaya matahari. Jantung pisang juga bermanfaat mencegah infeksi, dan membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
Manfaat lain yang sangat menarik adalah bahwa mengonsumsi jantung pisang bermanfaat menurunkan berat badan. Kita makan justru untuk menurunkan berat badan, cara enak untuk sehat, bukan?
Kandungan serat yang tinggi pada jantung pisang membuatnya bermanfaat menurunkan berat badan. Hal ini disebutkan dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam The Journal of Nutrition, katanya dengan mengonsumsi banyak makanan kaya serat seperti jantung pisang dapat membantu melancarkan pencernaan sekaligus mengikat kolesterol dan lemak untuk dibuang tubuh bersama kotoran.