Bila merujuk kepada penjelasan tentang jenis-jenis peron, maka peron stasiun Belawan ini bisa jadi termasuk jenis peron teluk. Jenis peron teluk umum dijumpai pada stasiun terminus, yakni stasiun yang melayani layanan angkutan kereta api bertipe perjalanan awal dan akhir.
Stasiun Belawan merupakan stasiun akhir dari rangkaian kereta api pengangkut sawit dan lateks yang dibawa dari sejumlah daerah, seperti Rantau Prapat, Asahan, Lubuk Pakam dan sekitarnya. Setelah berhenti di Belawan, rangkaian kemudian dibawa oleh loko langsir menuju kompleks Pelabuhan Belawan di daerah yang bernama Ujung Baru.
Namun, bila melihat rekaman foto emplasemen (kumpulan dari jalur dan peron) stasiun Belawan dari sekitar tahun 1920, tampak jembatan penyeberangan di atas jalur-jalur rel menghubungkan stasiun kereta api dengan bagian gedung yang barangkali merupakan bagian dari pelabuhan Belawan.
Pada penjelasan mengenai jenis-jenis peron, bahwa peron yang dapat dijangkau dengan jembatan penyeberangan atau perlintasan merupakan jenis peron pulau.
Â
Sejarah Jalur Kereta Api Belawan - Medan
Dikutip dari laman stekom.ac.id, dijelaskan bahwa jalur kereta api Belawan - Medan merupakan jalur kereta api pertama di Sumatra Utara yang dibangun oleh Deli Spoorweg Maatschappij. Jalur kereta api ini menghubungkan stasiun Medan dengan stasiun Belawan.
Pembangunan jalur kereta api Belawan - Medan bermula dari Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) yang berhasil mendapat konsesi izin dari pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 23 Januari 1883 untuk membangun jalur kereta api dari Belawan menuju Medan, dilanjutkan ke Deli Tua dan Timbang Langkat (Binjai), Sumatra Utara.
Sejak awal, pembangunan jalur ini dimaksudkan untuk memperlancar arus angkutan berbagai komoditas dan hasil bumi. Di antaranya adalah kayu, kelapa sawit, tembakau, dan komoditas-komoditas ekspor lainnya dari Sumatra Utara.