Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjajal Rute Pelayaran Belawan-Batam dengan KM Kelud Kelas Ekonomi

7 Mei 2023   17:00 Diperbarui: 8 Mei 2023   12:49 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menonton film di bioskop kapal KM. Kelud bersama keluarga dan teman-teman (Dok. Pribadi)

4. Mengikuti Ibadah Oikoumene

Awak kapal rutin mengabarkan waktu sholat dan arah kiblat untuk memandu penumpang yang beragama Islam. Sementara itu, bagi penumpang yang beragama Kristen dilaksanakan ibadah oikoumene yang dimulai pada pukul 19.30 WIB.

Terlintas sebuah imajinasi, kalau kapal ini sebenarnya adalah juga sebuah rumah ibadah oikoumene dalam arti yang luas. Rumah doa segala bangsa, antar suku, agama, ras, dan antar golongan. Dari antara ribuan penumpang dengan beragam maksud dan tujuan perjalanan, teruntai doa-doa ke Sang Khalik, Sang Pemilik Kehidupan, untuk melancarkan perjalanan hingga selamat sampai di tujuan.

Nats Alkitab dari kitab Ratapan Pasal 3 ayat 22 - 23 dijadikan bahan khotbah oleh pendeta yang melayani firman pada malam itu. Katanya, "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"

Selanjutnya, dari kitab Mazmur Pasal  37 ayat 23-24, dikatakan "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."

Mengikuti ibadah oikoumene Kristen di atas KM. Kelud (Dok. Pribadi)
Mengikuti ibadah oikoumene Kristen di atas KM. Kelud (Dok. Pribadi)

Mengikuti ibadah oikoumene Kristen di atas KM. Kelud (Dok. Pribadi)
Mengikuti ibadah oikoumene Kristen di atas KM. Kelud (Dok. Pribadi)

Pengkhotbah memberikan perhatian khusus dalam khotbahnya tentang kasih Tuhan bagi orang-orang yang berjuang dalam hidupnya, sekalipun penuh dengan kepenatan, penderitaan, dan berbagai keterbatasan. Dari khotbah ini jugalah pandanganku pribadi terhadap porter pelabuhan menjadi berubah.


Dengan kepadatan penumpang seperti pada saat mudik dan arus balik lebaran ini, bukan main sesaknya suasana mulai dari mengantri masuk kapal hingga keluar lagi dari kapal. Iring-iringan ribuan penumpang dengan beragam barang bawaannya itu, berdesakan dengan para porter yang memundak seabrek beban sambil berlalu dengan terburu-buru.

Sekilas, pemandangan itu tampak mengesalkan karena mereka seolah menuntut dijadikan prioritas di jalur antrian. Padahal bukan hanya mereka, penumpang lain yang tidak menggunakan jasa porter juga ingin segera keluar dari kapal dan melanjutkan perjalanannya hingga sampai di tujuan. Sesekali terdengar gerutuan penumpang yang kesal kepada porter yang sibuk berlalu lalang.

Antrean penumpang di pintu keluar kapal sesaat sebelum KM. Kelud bersandar sempurna di pelabuhan Batu Ampar, Batam, 25/04/2023 (Dok. Pribadi) 
Antrean penumpang di pintu keluar kapal sesaat sebelum KM. Kelud bersandar sempurna di pelabuhan Batu Ampar, Batam, 25/04/2023 (Dok. Pribadi) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun