Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memandang London dari Mata Ibu

7 Februari 2023   16:27 Diperbarui: 7 Februari 2023   16:29 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu jembatan di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)

"See the minutes, how they run,
How many makes the hour full complete;
How many hours brings about the day;
How many days will finish up the year;
How many years a mortal man may live."
--- William Shakespeare

Kutipan di atas adalah tulisan di piringan analemmatic sundial (jam matahari analematik) yang terhampar di sebuah ruas jalan kota London. Melalui jam matahari itu, Shakespeare seakan mengajak kita melihat bagaimana banyaknya menit berlalu menggenapi jam-jam, jam-jam menghantarkan hari-hari, hari-hari yang akan menyelesaikan tahun, dan tahun-tahun yang bisa dihidupi manusia fana dalam kehidupan.

Suasana kota London aku saksikan dari mata ibu yang menemani adikku sekeluarga pergi ke London pada Sabtu (28/01/2023) yang lalu untuk urusan administrasi kewarganegaraan cucunya yang baru lahir. Kesan yang aku dapatkan ketika menatap foto-foto tentang London adalah tua, klasik, artistik, bersih tanpa sampah plastik.

Beberapa hal menarik dari perjalanan mereka saat berada di London yang aku jadikan catatan adalah sebagai berikut.

1. London Eye

London Eye adalah sebuah bianglala raksasa yang berdiri megah di sisi sungai Thames. Para pengunjung yang datang ke London bisa menikmati panorama kota dengan menaiki kapsul ber-AC yang ada di roda pengamatan raksasa itu. Seluruhnya ada 32 buah kapsul.

London Eye disebut juga Millennium Wheel, tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai roda pengamatan terbesar di dunia dengan tinggi 135 meter atau 443 kaki. Objek wisata yang kini menjadi salah satu ikon kota London ini mulai beroperasi pada akhir tahun 1999, diresmikan oleh perdama menteri Inggris pada masa itu, Tony Blair.

Berfoto dengan latar belakang London Eye di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)
Berfoto dengan latar belakang London Eye di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)

Di dalam kapsul London Eye (Dok. Pribadi)
Di dalam kapsul London Eye (Dok. Pribadi)

Panorama kota London dari dalam kapsul London Eye (Dok. Pribadi)
Panorama kota London dari dalam kapsul London Eye (Dok. Pribadi)

2. Sungai Thames

Sungai Thames yang membelah kota London ini dinyatakan "mati secara biologis" pada tahun 1957. Namun, sebagaimana dilansir dari laman www.cnnindonesia.com, pada November 2021 diberitakan kalau hiu beracun, kuda laut, belut, dan anjing laut, kembali ditemukan di Sungai Thames seiring dengan pemulihan ekosistem menurut hasil survei Zoological Society of London (ZSL).

Kata "thames" berasal dari bahasa Latin "tamesis" adalah nama Celtic kuno untuk sungai Tamesas yang berarti "gelap". Sungai Thames memiliki panjang sekitar 346 km dan lebar sekitar 18 mil (terlebar) dan 18 meter (tersempit), menjadikan Thames sungai terpanjang kedua di London setelah sungai Severn (354 kilometer).

Salah satu jembatan di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)
Salah satu jembatan di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)

Berfoto di salah satu jembatan di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)
Berfoto di salah satu jembatan di atas sungai Thames (Dok. Pribadi)

3. Menara Jam Big Ben

Big Ben adalah jam ikonik yang terpasang di menara Elizabeth, berada di kompleks gedung parlemen Inggris di sisi sungai Thames di kota London. Dikutip dari berbagai sumber, menara Big Ben yang bergaya Gothic Revival merupakan karya Augustus Pugin yang selesai dibangun pada 31 Mei 1859.

Bangunan ini menjadi salah satu situs warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1987. Big Ben menjulang setinggi 96 meter yang terdiri atas 11 lantai.

Menara jam Big Ben, London (Dok. Pribadi)
Menara jam Big Ben, London (Dok. Pribadi)

Jam Big Ben memiliki empat sisi dengan total berat 13 ton. Nama Big Ben terinspirasi dari nama seorang anggota parlemen Inggris, Sir Benjamin Hall, yang karena berbadan besar dipanggil Big Ben. Menara jam ini pernah dipugar pada tahun 2017 karena miring sejauh 46 cm.

 

4. Jam Matahari

Namanya analemmatic sundial atau jam matahari analematik. Arti kata sundial dalam kamus Bahasa Inggris -- Indonesia adalah alat penunjuk waktu dengan bantuan bayangan sinar matahari.

Berdiri di atas jam matahari (Dok. Pribadi)
Berdiri di atas jam matahari (Dok. Pribadi)

Dalam astronomi, analemma dari bahasa Yunani adalah diagram yang berfungsi menunjukkan posisi matahari di langit dari lokasi tetap di bumi pada waktu rata-rata matahari yang sama. Posisi matahari tampak bervariasi selama satu tahun karena kemiringan sumbu rotasi bumi, sehingga diagram yang terbentuk akan menyerupai angka 8.

Baca juga: Salju dan Hari Siang yang Lebih Singkat di Aberdeen

Analemmatic sundial telah digunakan sejak abad ke-18. Menggunakan jam ini, kita perlu berdiri di tengah-tengah piringan jamnya lalu mengangkat tangan sehingga bayangan yang terbentuk karena sorotan cahaya matahari menunjuk garis waktu pada piringan tempat kita berdiri.

Sundial atau jam bayangan matahari adalah sebuah alat yang berfungsi menunjukkan waktu dengan menggunakan petunjuk bayangan matahari di atas sebuah piringan yang ditandai dengan skala jam selama satu hari.

Bulatan jam matahari dengan garis waktu di atas jalan di kota London (Dok. Pribadi)
Bulatan jam matahari dengan garis waktu di atas jalan di kota London (Dok. Pribadi)

Jam matahari analematik di kota London ini tampaknya dipersembahkan sebagai hadiah bagi ratu Elizabeth ke-2. Di piringan dengan garis waktu untuk menangkap bayangan matahari itu tertulis kata-kata "Queen Elizabeth II Golden Jubilee 2002."

Kesemua tempat, bangunan, dan hal yang menarik di London itu bersama dengan kotak telefon umum dan bus bertingkat (double decker) ikonik berwarna merah, gereja Westminster Abbey, Buckingham Palace, dan masih banyak lagi adalah berbagai hal yang selama ini hanya bisa aku saksikan di layar televisi, di film-film James Bond, atau film lainnya. Puji Tuhan, kali ini saya bisa menyaksikannya dari mata Ibu, yang sempat mampir sebentar di tepian sungai Thames yang terkenal itu.

Kotak telefon ikonik di kota London (Dok. Pribadi)
Kotak telefon ikonik di kota London (Dok. Pribadi)

Berfoto dengan latar bus bertingkat London yang ikonik (Dok. Pribadi)
Berfoto dengan latar bus bertingkat London yang ikonik (Dok. Pribadi)

Di depan gereja Westminster Abbey, London (Dok. Pribadi)
Di depan gereja Westminster Abbey, London (Dok. Pribadi)

Di depan patung Ratu Victoria sekitar istana Buckingham (Dok. Pribadi)
Di depan patung Ratu Victoria sekitar istana Buckingham (Dok. Pribadi)

Di depan istana Buckingham Palace (Dok. Pribadi)
Di depan istana Buckingham Palace (Dok. Pribadi)

Ketika hari menjelang senja, kita seringkali terpaku memandang takjub semburat sinar matahari menjelang terbenamnya. Bukan tanpa alasan mengapa Kristen Butler menyimpulkan bahwa matahari terbenam adalah bukti bahwa apapun yang terjadi, setiap hari bisa berakhir dengan indah.

Melalui bayangan matahari, kita juga melihat bagaimana banyaknya menit berlalu menggenapi jam, jam-jam menghantarkan hari-hari, hari-hari menyelesaikan tahun, tahun-tahun yang bisa kita jalani dalam kehidupan. Terima kasih, Tuhan.     

Rujukan: 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun