Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Salju dan Hari Siang yang Lebih Singkat di Aberdeen

31 Januari 2023   17:03 Diperbarui: 31 Januari 2023   18:16 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu memakan gumpalan salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)

Pengalaman ibu hari ini di Aberdeen turut membawa serta kenangan ketika dua tahun yang lalu ia masih bersama dengan bapak menikmati salju di Aberdeen. Nyaris persis pada hari yang sama dari dua tahun yang lalu.

Senin (5/12/2022), hari sudah pukul 09.00 waktu setempat di Aberdeen, Skotlandia, tapi matahari belum terbit. Demikian ibu mengabarkan melalui WA grup keluarga.

Pada kesempatan yang lain, di saat hari sudah pukul 16.00 waktu setempat, tapi gelapnya tampak seperti pukul 20.00. Singkat cerita, di sana seringkali matahari baru kelihatan pada pukul 09.00 dan sudah gelap pada pukul 16.00 waktu setempat.

Dilansir dari laman merdeka.com, belahan bumi Utara dan Selatan mendapatkan jumlah hari dengan sinar matahari yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda sepanjang tahun. Hal itu dikarenakan sumbu rotasi bumi yang tidak lurus ke atas dan ke bawah seperti sumbu planet Merkurius atau Jupiter.

Sebaliknya, sumbu bumi miring dengan sudut 23,5 derajat. Itu jugalah faktor yang berperan dalam terjadinya perubahan musim. 

(Sumber: merdeka.com)
(Sumber: merdeka.com)

Di sana disebutkan juga bahwa laju perubahan kemiringan kutub bumi ada hubungannya dengan eksploitasi air tanah. Jadi, perubahan itu berkorelasi dengan pertambahan sumur-sumur bor air tanah, baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk tujuan komersial.

Lalu aku berasumsi dengan rumus hukum kekekalan momentum sudut, L=I x w, dibaca kekekalan momentum sudut sama dengan momen inersia planet bumi dikali kecepatan sudut rotasi bumi. Sebagaimana anak-anak yang baru belajar bermain sepeda, bahwa salah satu jalan agar sepedanya tidak tumbang adalah dengan tetap mengayuh sepeda agar tetap berjalan sekalipun jalannya terseok-seok.

Kubayangkan, bumi dengan porosnya yang miring (dan mungkin akan semakin miring akibat eksploitasi massif air tanah dan hal lainnya) bisa tetap stabil jika kecepatan sudut rotasinya semakin cepat. Sekali lagi ini hanya asumsi pribadi yang bisa jadi salah.

Sebab jika itu benar, rotasi bumi semakin cepat, bukankah pergantian waktu siang dan malam pun akan semakin cepat pula?

Gaya momen inersia dapat dilihat melalui gambaran fungsi landasan (paron) pada bengkel pandai besi. Kelembaman besi landasan yang tampak diam saja pada saat pandai besi menempa logam di atasnya sebenarnya menghasilkan gaya, akibat kecenderungan logam yang ditempa menolak perubahan terhadap keadaan gerak yang berlangsung atasnya. Gaya yang dihasilkan landasan (paron) itu berpengaruh terhadap keefektifan proses penempaan logam.

Salju

Selain membuatku berasumsi tentang sumbu rotasi bumi yang menyebabkan hari siang lebih singkat dari pada malam di Aberdeen, aku juga terpikat dengan salju. Kabar pertama kali tentang salju turun di Aberdeen disampaikan oleh adik saya pada Kamis, (8/12/2022).

Atap rumah-rumah, mobil, dan jalanan yang tertutup salju di Aberdeen (Dok. Prbiadi) 
Atap rumah-rumah, mobil, dan jalanan yang tertutup salju di Aberdeen (Dok. Prbiadi) 

Turut dikirimkannya foto mobil-mobil, pohon-pohon, dan atap rumah-rumah penduduk yang sudah tertutup salju sehari sesudahnya. Hari dengan sinar matahari yang tidak sama setiap waktu, yang membuat lama waktu siang dan malam berbeda-beda, membuat salju masih menutupi atap rumah pada pukul 13.30 waktu setempat sehari sesudahnya.

Percaya atau tidak, ibu saya memakan sebagian gumpalan salju yang dikumpulkannya. Orang-orang tua kami di desa sejak dahulu percaya bahwa es berkhasiat menyembuhkan batuk.

Ibu memakan gumpalan salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)
Ibu memakan gumpalan salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)

Kabar kedua kali tentang turunnya salju di Aberdeen disampaikan pada Selasa, (13/12/2022). Salju tebal menutupi atap rumah penduduk.

Pemandangan atap dengan cerobong asap yang ditutupi salju itu sangat khas. Meskipun cerobong itu sudah ditutup dan tidak berfungsi lagi, tapi lebih hanya sebagai hiasan saja.

Pasalnya hampir sebagian besar rumah penduduk saat ini sudah mengganti fungsi tungku kayu menjadi sistem pemanas elektrik. Kalau pun ada asap hasil pembakaran, maka asap itu dibuang dari belakang rumah atau dari drainase di bawah tanah.

Cerobong asap yang kini fungsinya sebagai hiasan itu tidak diperkenankan oleh pemerintah kota untuk dibongkar. Maksudnya untuk menjaga estetika dan keseragaman dengan rumah-rumah sekitarnya.

Melihat atap rumah-rumah penduduk di kota Aberdeen, Skotlandia yang tertutup salju dari foto yang dikirimkan ibu langsung mengingatkanku kepada cerita tentang gadis kecil penjual korek api, "The Little Match Girl" karangan Hans Christian Andersen (1848).

Atap rumah-rumah penduduk di Aberdeen yang tertutup salju (Dok. Pribadi)
Atap rumah-rumah penduduk di Aberdeen yang tertutup salju (Dok. Pribadi)

Ya, itu adalah dongeng tentang seorang gadis kecil malang yang terbang dalam fatamorgana bersama dengan neneknya ke suatu tempat yang hangat di mana ia tidak akan lagi merasakan kelaparan karena di sana penuh dengan makanan. Cerita itu terjadi pada malam Natal, dan berakhir keesokannya karena fatamorgana itu hanya hadir selama api menyala dari batang korek api yang sisanya masih terselip di genggaman tangan gadis kecil yang malang itu.

Meskipun hanya disaksikan langsung oleh ibu, tapi kami yang tinggal di kampung pun dan jauh dari Eropa pun ikut senang melihat ibu kami berfoto di dekat pohon cemara berselimut salju asli. Tidak seperti pohon Natal dengan salju tiruan dari kapas yang biasa kami pasang setiap kali perayaan Natal di kampung kami.

Ibu dan pohon dengan dedaunan tertutup salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)
Ibu dan pohon dengan dedaunan tertutup salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)

Bermain di atas lapisan salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)
Bermain di atas lapisan salju di Aberdeen (Dok. Pribadi)

Barangkali, begitulah kenyataan dan bayangan terkadang sama-sama bisa hadir memberikan harapan dalam kehidupan. Keduanya tidak terbedakan selama berpijar menyalakan asa.

Pengalaman ibu hari ini di Aberdeen turut membawa serta kenangan ketika dua tahun yang lalu ia masih bersama dengan bapak menikmati salju di Aberdeen. Nyaris persis pada hari yang sama dari dua tahun yang lalu.

Kenangan mamak dan bapak di Aberdeen dua tahun yang lalu (Dok. Pribadi)
Kenangan mamak dan bapak di Aberdeen dua tahun yang lalu (Dok. Pribadi)

Kenangan mamak dan bapak di Aberdeen dua tahun yang lalu (Dok. Pribadi)
Kenangan mamak dan bapak di Aberdeen dua tahun yang lalu (Dok. Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun