Singkat cerita, penyakit pengulu Ajinembah pun sembuh. Ia semakin hormat kepada appung Barus yang tetap dipandangnya sebagai kalimbubu.
Ia pun menyuruh utusan dari kaum kerabat dekatnya untuk menjumpai appung Barus ke Barusjahe. Utusan itu membawa pesan agar adik pengulu Ajinembah diterima menjadi anak beru (pihak penerima dara) yang akan membantu appung Barus membangun rumahnya dan agar diizinkan tinggal di sana membangun rumahnya sendiri, di Barusjahe.
Dengan begitu, keluarga Ginting Munte dari Ajinembah sebagai anak beru (penerima dara) tetap bisa setiap saat mendampingi appung Barus sebagai kalimbubu-nya (pemberi dara). Begitulah sikap hormat pengulu Ajinembah yang bermarga Ginting Munte kepada appung Barus.
Baca juga:Â Kapan dan Mengapa Sistem Pemerintahan Kerajaan Berakhir di Tanah Karo?
Itulah cikal bakal tumbuhnya kerajaan Barusjahe pada masa lalu, dan menjadi desa Barusjahe yang dikenal sekarang. Berdasarkan bahan-bahan dan keterangan yang diperoleh oleh penulis buku "Barus Mergana" yang merupakan raja terakhir kerajaan Barusjahe, bergelar Sibayak Mandur Barus, mulai dari appung Barus sampai dengan raja terakhir Barusjahe (kerajaan berakhir tahun 1946), ada setidaknya 12 tangga keturunan dalam garis silsilah keturunan raja-raja Kerajaan Barusjahe.
Dalam catatan itu, seorang anak dara dari raja ketiga Barusjahe, bernama Puang Br Barus menikah dengan Jagaroha, panglima kerajaan Dolok Silau. Jagaroha diperkirakan hidup pada masa yang sama dengan Tuanku Sri Paduka Gocah Pahlawan, Sultan Deli, lebih kurang tahun 1590.
Dengan asumsi itu, bila ditarik mundur dari masa hidup keturunan raja ketiga kerajaan Barusjahe ke appung Barus, ada 4 tingkatan umur yang bisa dipakai untuk memprediksi kapan kira-kira kerajaan Barusjahe didirikan oleh appung Barus.
Jika setiap tangga generasi diasumsikan berumur 40 tahun saja, 4 generasi ke atas dikali 40 tahun sama dengan 160 tahun. Maka tahun 1590, masa ketika putri raja ketiga Kerajan Barusjahe hidup, dikurangi 160 tahun, hasilnya adalah 1430. Menurut penulis buku yang juga raja terakhhir kerajaan Barusjahe itu, lebih kurang pada tahun 1430 itulah berdirinya kerajaan Barusjahe yang dibangun oleh appung Barus.
Rujukan:
S. M. Barus, "Barus Mergana", Medan: Percetakan Monora, 1977.