Status kebahayaan erupsi gunung berapi Sinabung yang fluktuatif tentu saja berpengaruh terhadap tingkat kunjungan ke danau Lau Kawar. Apalagi danau yang secara administratif termasuk wilayah Desa Kutagugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara ini sempat termasuk zona merah, yang berarti ditutup untuk semua bentuk aktivitas masyarakat.
Selain itu ada juga pengaruh dari pandemi global Covid-19 selama lebih kurang dua tahun sejak Maret 2020. Danau Lau Kawar pun semakin sunyi dalam ketenangannya yang paradoksal.
Erupsi dan pandemi sepatutnya membawa refleksi bagi siapa saja yang sudah, sedang, dan akan menikmati eksistensi danau Lau Kawar yang tidak bisa dipisahkan dari gunung Sinabung. Danau Lau Kawar dengan luas lebih kurang 200 Ha berada di alam pegunungan hutan hujan tropis pada Kawasan Ekosistem Leuser yang juga berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan.
Pada kawasan seperti ini, geliat wisata yang berbanding lurus dengan kepentingan ekonomi tidak jarang memberikan tekanan hebat bagi kelestarian lingkungan. Di saat yang sama ekonomi dan ekologi adalah dua hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia.
Selain perairan, pada kawasan di sekitar danau yang ditumbuhi kayu--kayu hutan hujan tropis terbentang lahan seluas 3 Ha yang sering digunakan oleh pengunjung sebagai lokasi berkemah. Pada masa-masa sebelum erupsi, danau Lau Kawar adalah sekaligus juga sebagai salah satu pintu masuk pendakian ke puncak Gunung Sinabung.
Di danau ini banyak juga orang yang duduk bersantai menikmati segarnya suasana alam sambil memancing ikan. Jenis ikan yang banyak ditangkap pemancing adalah kaperas, lele, dan ikan yang disebut cen-cen dalam bahasa lokal.
Kini di sekitar lokasi danau Lau Kawar sudah semakin banyak berdiri warung milik warga yang menjajakan makanan dan minuman. Di samping itu ada juga cafe dan vila yang dikemas semakin mewah.
Untuk menuju ke lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Bagi pengunjung yang datang dari kota Medan, danau ini bisa dicapai melalui Berastagi yang berjarak sekitar 27 km dari danau ini.