Minggu, 7 Agustus 2022 hari panas terik menyengat. Kami berencana bertamasya ke sebuah lokasi wisata baru yang ada di seputar geosite kaldera Toba di wilayah Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Loken Resort demikian nama lokasi wisata yang baru dibuka itu. Jaraknya sekitar 22 kilometer dari Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Kondisi jalan aspal mantap menuju lokasi itu. Masuk ke lokasi Loken Resort dipungut biaya Rp20.000/ orang.
Sudah umum diketahui kalau memandang ke arah Danau Toba dari sudut mana saja kita akan dibuat takjub. Tidak saja karena luasnya danau vulkanik hasil letusan gunung Toba pada zaman purba, tapi karena keindahannya juga yang tampak bagai lukisan.
Apa yang membuat berfoto ria di lokasi ini terasa menjadi lebih istimewa karena dari tempat ini kita bisa menyaksikan pemandangan yang terekam dalam lembaran uang kertas Rp1.000 tahun emisi 1992.
Bagi saya pribadi, tamasya kali ini adalah sekaligus untuk pencarian akan kebenaran dugaan lokasi foto di lembaran uang kertas yang sudah dimuseumkan sejak tahun 2016 itu.
Ada yang mengatakan bahwa foto tersebut diambil dari sisi gunung Sipiso-Piso yang memiliki ketinggian 1.900 mdpl. Gunung ini terletak tidak jauh dari geosite Tongging, sisi bagian Utara danau Toba yang termasuk wilayah Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Namun, kalau dilihat sekilas, lokasi foto dengan sudut pengambilan yang sama juga bisa saja diambil dari sebuah lokasi yang kini diberi nama Sapo Juma. Ini merupakan sebuah tempat wisata yang lebih dahulu ada dari Loken Resort.
Lekukan daratan pulau Sumatera yang bersentuhan dengan bibir danau terlihat cocok dengan lukisan pada permukaan uang kertas Rp1.000 emisi tahun 1992 itu.
Permukaan air danau Toba dengan gradasi warna bak lukisan itu, dipadu dengan langit biru dramatik musim kemarau, dan dengan kontras perbukitan hijau berundak yang mengelilinginya.
Rasanya sangat patut dijadikan pertimbangan untuk mengabadikan sisi bagian Utara danau Toba ini pada permukaan uang kertas Rp 1.000 keluaran tahun 1.992 tersebut.
Uang kertas nominal Rp1.000 emisi tahun 1992 itu didominasi warna biru, dan dua pertiga bagian lembaran pada sebelah sisinya dihiasi gambar pemandangan sisi utara danau Toba yang berlokasi di Kabupaten Karo.
Luasnya Danau Toba mencapai 3.000 kilometer persegi. Di tengahnya terdapat sebuah pulau bernama pulau Samosir. Danau Toba adalah salah satu danau vulkanik terbesar di dunia.
Danau ini terbentuk dari letusan gunung berapi super yang terjadi pada lebih kurang 74.000 tahun lalu. Dampak letusannya menyebabkan penyusutan populasi manusia di belahan bumi Afrika dan India, serta mengakibatkan perubahan iklim dunia.
Mata uang kertas Rp1.000 dengan gambar Danau Toba ini dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Bank Indonesia sejak 29 November 2016. Tahun 2016 merupakan batas waktu akhir penarikan uang rupiah yang diterbitkan pada tahun 1992 karena masa edarnya sudah mencapai 24 tahun.
Rasa penasaran akan rekaman bersejarah, seperti potret pemandangan alam yang terekam pada lembaran mata uang, adalah sebuah potensi yang bermanfaat digunakan untuk mendongkrak pariwisata yang kini kembali bergeliat setelah dua tahun lesu didera dampak pandemi global.
Biarlah para pelancong yang masih memendam rasa penasaran melakukan perjalanan untuk pembuktiannya sendiri.
Dalam hal ini bukan saja soal benar atau salah yang menjadi pertaruhan, perjalanan beragam orang ke berbagai tempat itu barangkali akan menghadirkan pengalaman yang belum pernah kita saksikan sebelumnya.
Berbagai hal menarik di sekitar kita pun tak jarang luput dari perhatian karena kita sudah merasa biasa. Bisa jadi, daya tariknya baru disadari lama kemudian, setelah bukti-bukti ditarik dari peredaran.
Namun, begitulah sesuatu yang menarik akan selalu menemukan caranya untuk disadari dan ditemukan. Selamat jalan-jalan, menemukan, dan berbagi pengalaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H