Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Memulihkan Jiwa yang Penat, dari Trekking hingga Tubing di Bukit Lawang

14 Juli 2022   12:53 Diperbarui: 17 Juli 2022   13:13 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Trekking ke hutan dan Menemui Orangutan

Bukit Lawang dari sejarahnya, pada awalnya adalah kawasan bagi stasiun rehabilitasi orangutan yang berdiri sejak tahun 1973. Pendirian stasiun rehabilitasi ini diprakarsai oleh ahli biologi dari Swiss, Regina Frey dan Monica Borner, dengan biaya dari World Wide Foundation (WWF), dan perkumpulan Ilmu Hewan Frankfurt Jerman (FZS).

Dilansir dari laman gunungleuser.or.id, jumlah keseluruhan orangutan yang pernah diterima dari berbagai daerah sejak stasiun rehabilitasi berdiri pada tahun 1973 ada sebanyak 229 orangutan. 

Sejak tahun 1991 stasiun rehabilitasi orangutan ini berganti menjadi Stasiun Pengamatan Orangutan Sumatera, yang tidak lagi menerima orangutan hasil sitaan/serahan dari masyarakat.

Fungsi kawasan Bukit Lawang kini terpusat pada pelaksanaan monitoring populasi dan habitat orangutan Sumatera di lokasi secara berkala, sekaligus juga pelayanan dan pendampingan untuk pengunjung, pelaksanaan pemantauan aktivitas pengunjung/wisatawan di lokasi, dan sebagai stasiun konservasi orangutan Sumatera.

Oleh sebab itu, meskipun kita bisa melakukan lintas alam atau trekking ke hutan di Bukit Lawang sekaligus menemui orangutan di habitat aslinya, kita akan dipandu oleh pemandu yang resmi. Aktivitas trekking ini tetap berada dalam pengawasan, pengaturan jadwal, dan pendampingan oleh pemandu.


Karena beribur bersama anak-anak kecil, maka kami mengambil rute trekking yang tidak terlalu jauh, cukup ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan. Namun, meskipun jalur yang dilalui tidak terlalu jauh, kita tetap mendapatkan suasana khas hutan hujan tropis Sumatera yang ditumbuhi pohon-pohon besar yang membentuk kanopi sebagai habitat bagi berbagai satwa liar yang hidup endemis di salah satu hutan hujan tropis terbesar dunia yang masih tersisa ini.

Trekking di hutan Bukit Lawang bersama keluarga dan anak-anak (Dok. Pribadi)
Trekking di hutan Bukit Lawang bersama keluarga dan anak-anak (Dok. Pribadi)

Dilansir dari laman yang sama, berdasarkan peta tutupan lahan, lebih dari 90% tutupan lahan hutan ini masih berupa hutan primer. Kawasan hutan Bukit Lawang merupakan habitat dan daerah jelajah orangutan Sumatera yang menjadi ikon kunjungan wisata Bukit Lawang.

Menjelajah rute trekking dengan kondisi medan berlereng, pada beberapa titik dengan topografi yang sangat curam, naik dan turun, membuat raga cukup terkuras tapi jiwa menjadi segar sembari menikmati suasana hutan di bawah kanopi pepohonan besar. 

Berdasarkan informasi pemandu, kami juga bisa menyaksikan satu batang pohon kayu damar yang konon sudah berumur 350 tahun yang tumbuh tinggi menjulang di rute yang kami lalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun